Kebahagiaan atau Kepuasan? Temukan Perbedaan Menurut Aristoteles dan Teori Eudaimonia-nya

Aristoteles di Tengah Murid-muridnya (ilustrasi)
Sumber :
  • Handoko/Istimewa

Dengan mengingat kembali ajaran Aristoteles, kita bisa merenungkan bagaimana kehidupan yang bermakna tidak sekadar tentang mencapai keberhasilan eksternal, tetapi tentang bagaimana kita menjalani hidup yang berkebajikan dan berkembang secara moral.

Perdebatan Abadi: Pandangan Aristoteles dan Ibnu Sina tentang Jiwa dan Kebahagiaan

Dalam dunia yang serba cepat ini, kebahagiaan sejati dapat dicapai dengan berfokus pada pengembangan karakter dan menjalani kehidupan dengan prinsip-prinsip moral. Aristoteles mengajarkan kita bahwa kebahagiaan sejati tidak datang dari luar, tetapi berasal dari keputusan yang kita buat setiap hari, untuk menjadi versi terbaik dari diri kita sendiri.

Aristoteles mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati atau Eudaimonia adalah perjalanan hidup yang berkesinambungan, yang hanya bisa dicapai melalui pengembangan kebajikan moral dan kehidupan yang bermakna. Kepuasan, meskipun menyenangkan, bersifat sementara dan tidak dapat memberikan kebahagiaan yang mendalam seperti Eudaimonia.

“Hidup Adalah Soal Cinta: Tanpa Cinta, Hidup Akan Mati" - Leo Tolstoy Tentang Cinta dan Kebahagiaan

Dalam dunia modern yang penuh dengan godaan kepuasan sesaat, ajaran Aristoteles tentang kebahagiaan mengingatkan kita untuk melihat hidup dari perspektif yang lebih luas. Kebahagiaan sejati adalah hasil dari proses internal yang melibatkan pembentukan karakter dan pengembangan kebajikan sepanjang hidup.