Kebahagiaan atau Kepuasan? Temukan Perbedaan Menurut Aristoteles dan Teori Eudaimonia-nya

Aristoteles di Tengah Murid-muridnya (ilustrasi)
Sumber :
  • Handoko/Istimewa

Kebahagiaan: Lebih dari Sekadar Kepuasan

Rahasia Bahagia Stoikisme: Inspirasi Ryan Holiday dan Tokoh Modern Lainnya yang Mengubah Hidup

Dalam pandangan Aristoteles, kebahagiaan sejati atau Eudaimonia adalah bentuk kebahagiaan yang berbeda dari kepuasan sementara. Kebahagiaan yang dimaksud oleh Aristoteles melibatkan proses jangka panjang, di mana seseorang harus menjalani kehidupan yang penuh dengan kebajikan, moralitas, dan pengembangan diri.

Menurut Aristoteles, kebahagiaan sejati bukanlah tujuan akhir yang bisa dicapai dengan memenuhi keinginan material atau mencari kesenangan sesaat. Kebahagiaan adalah kondisi yang berkembang sepanjang hidup dan hanya bisa dicapai melalui perilaku baik yang didorong oleh rasionalitas dan kebijaksanaan. Ia percaya bahwa kebahagiaan sejati terjadi ketika seseorang menjalani hidup sesuai dengan nilai-nilai etika dan memenuhi potensi terbaik dalam dirinya.

Etnaprana & Stoicisme: Rahasia Kebahagiaan dalam Wisata JOMO – Saatnya Anda Mencoba!

Dalam hal ini, Eudaimonia adalah kebahagiaan yang berkesinambungan, tidak tergantung pada faktor eksternal seperti kekayaan, status sosial, atau kesenangan fisik. Sebaliknya, kebahagiaan ini berasal dari dalam, dari bagaimana kita mengembangkan karakter dan kebajikan serta bagaimana kita menjalani kehidupan secara bijaksana.

Kebajikan sebagai Kunci Eudaimonia

10 Kutipan Inspiratif Tolstoy yang Mengubah Cara Kita Melihat Kehidupan

Salah satu pilar penting dari Eudaimonia adalah kebajikan (virtue). Bagi Aristoteles, kebajikan adalah perilaku baik yang lahir dari kebiasaan. Kebajikan bukan sesuatu yang didapat secara instan, tetapi harus terus dilatih dan dipraktikkan. Aristoteles percaya bahwa kehidupan yang bermoral adalah jalan menuju kebahagiaan sejati.

Ia membagi kebajikan ke dalam dua kategori: kebajikan moral dan kebajikan intelektual. Kebajikan moral mencakup sifat-sifat seperti keberanian, kesederhanaan, keadilan, dan kedermawanan, sementara kebajikan intelektual berkaitan dengan pemikiran rasional dan kebijaksanaan. Untuk mencapai Eudaimonia, seseorang harus mengembangkan kedua jenis kebajikan ini melalui pendidikan, pengalaman, dan latihan terus-menerus.

Halaman Selanjutnya
img_title