Rahasia Kebahagiaan Menurut Aristoteles: Mengapa Eudaimonia Lebih dari Sekadar Bahagia?

Aristoteles di Tengah Murid-muridnya (ilustrasi)
Sumber :
  • Handoko/Istimewa

Hubungan antara Kebajikan dan Kebahagiaan

Tidak Ada yang Lebih Tua dari Tuhan, Karena Ia Tidak Pernah Lahir: Thales tentang Kekuatan Ilahi

Aristoteles menekankan bahwa kebajikan adalah kunci utama menuju Eudaimonia. Menurutnya, kebajikan adalah kemampuan untuk bertindak dengan cara yang benar dalam situasi apa pun. Misalnya, keberanian adalah kebajikan yang memungkinkan seseorang untuk bertindak berani ketika dihadapkan dengan bahaya, sementara kehati-hatian menghindari sikap sembrono. Keduanya, meski tampak bertolak belakang, berkontribusi terhadap kehidupan yang bermakna, karena seseorang yang bijaksana tahu kapan harus bertindak berani dan kapan harus berhati-hati.

Ini berarti bahwa mencapai Eudaimonia membutuhkan keseimbangan antara berbagai kebajikan. Aristoteles menggambarkan konsep ini sebagai "jalan tengah emas"—yaitu keseimbangan antara ekstrem. Kebahagiaan, dalam pandangan Aristoteles, bukanlah tentang berlebihan dalam satu hal, tetapi tentang menemukan jalan tengah yang ideal dalam semua aspek kehidupan.

Inilah Metode Pendekatan Ilmiah Thales untuk Memahami Dunia

Pentingnya Rasionalitas dan Kehidupan yang Kontemplatif

Selain kebajikan, Aristoteles juga menekankan pentingnya rasionalitas dalam mencapai Eudaimonia. Sebagai manusia, kita memiliki kemampuan untuk berpikir secara rasional, dan Aristoteles percaya bahwa penggunaan akal budi adalah aspek penting dari kebahagiaan sejati. Dengan kata lain, kebahagiaan sejati tidak hanya terkait dengan perasaan emosional, tetapi juga dengan bagaimana kita menggunakan pikiran kita.

Menghidupkan Stoikisme untuk Generasi Millennial: Dari Zeno hingga Sharon Lebell

Dia berpendapat bahwa kehidupan yang terbaik adalah kehidupan yang penuh kontemplasi—artinya, kehidupan yang diisi dengan refleksi tentang kebenaran dan kebajikan. Dalam kontemplasi ini, kita menemukan kedamaian batin dan pemahaman yang lebih dalam tentang dunia dan tempat kita di dalamnya. Aristoteles percaya bahwa manusia yang menjalani kehidupan yang berfokus pada kontemplasi dan pengembangan intelektual akan lebih mampu mencapai Eudaimonia daripada mereka yang hanya mengejar kenikmatan fisik atau kekayaan material.

Bagaimana Eudaimonia Berlaku dalam Kehidupan Modern?

Halaman Selanjutnya
img_title