Dari Socrates ke Aristotle: Evolusi Pemikiran Filsafat Yunani Kuno

Socrates, Plato dan Aristoteles
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Jakarta, WISATA - Filsafat Yunani kuno adalah salah satu pilar utama yang membentuk dasar pemikiran Barat. Dari Socrates hingga Aristotle, perjalanan intelektual yang panjang ini menggambarkan evolusi gagasan yang telah mempengaruhi banyak bidang pengetahuan, mulai dari etika, politik, hingga logika. Pemikiran-pemikiran yang berkembang pada masa ini tidak hanya memberi kontribusi besar pada perkembangan filsafat, tetapi juga membentuk cara pandang manusia terhadap dunia dan kehidupan.

Aristoteles dan Filsuf Muslim: Jembatan Pemikiran dari Yunani ke Dunia Islam

Socrates: Pencetus Revolusi Pemikiran

Socrates, yang hidup pada abad ke-5 SM, sering disebut sebagai bapak filsafat Barat. Meskipun tidak meninggalkan tulisan apapun, ajarannya tercatat melalui muridnya, Plato. Socrates dikenal dengan metode bertanya yang unik, yang dikenal sebagai metode dialektika atau metode Socratic. Melalui proses ini, Socrates menantang orang-orang untuk berpikir kritis dan menggali kebenaran melalui pertanyaan mendalam.

"Hidup yang Tidak Dikaji Tidak Layak Dijalani" – Plato dan Panggilan untuk Merefleksikan Kehidupan

Socrates percaya bahwa pengetahuan adalah kunci menuju kebajikan. Baginya, orang yang berbuat salah melakukannya karena ketidaktahuan, bukan karena niat buruk. Ia mengajarkan bahwa kebijaksanaan sejati adalah menyadari ketidaktahuan diri, sebuah prinsip yang menjadi fondasi bagi filsafat moral dan etika. Pandangan ini bertentangan dengan pandangan para Sophis, yang percaya bahwa kebenaran bersifat relatif dan dapat dimanipulasi untuk keuntungan pribadi.

Namun, ajaran Socrates tidak selalu diterima dengan baik. Kritiknya terhadap demokrasi Athena dan para pemimpin politik pada zamannya membuatnya diadili dan dijatuhi hukuman mati. Meski demikian, warisannya tetap hidup, dan gagasannya menjadi landasan penting bagi filsafat Yunani selanjutnya.

Ketidakadilan Dimulai Saat Seseorang Mengutamakan Kepentingan Diri Sendiri – Plato dan Akar Ketidakadilan

Plato: Membangun Jembatan antara Dunia Ide dan Dunia Nyata

Setelah kematian Socrates, muridnya yang paling terkenal, Plato, melanjutkan warisan intelektual gurunya. Namun, Plato tidak hanya meneruskan ajaran Socrates, tetapi juga mengembangkan pemikirannya sendiri yang mendalam. Salah satu kontribusi terbesar Plato adalah teori bentuk (atau ide), yang menyatakan bahwa dunia yang kita lihat hanyalah bayangan dari realitas yang lebih tinggi dan sempurna, yaitu dunia bentuk yang abadi.

Halaman Selanjutnya
img_title