Metode Socratic: Kunci Membangun Pemikiran Kritis di Era Modern

Socrates di Tengah Warga
Sumber :
  • Image Creator Bing/Handoko

Jakarta, WISATA - Metode Socratic, sebuah teknik yang diajarkan oleh filsuf Yunani kuno Socrates, telah menjadi pilar dalam pengembangan pemikiran kritis. Dalam era modern yang dipenuhi informasi, pemikiran kritis menjadi kemampuan yang sangat penting untuk memilah informasi yang valid dan membuat keputusan yang bijaksana. Di balik kesederhanaan teknik bertanya ini, terdapat kekuatan untuk mengubah cara berpikir dan memahami dunia.

10 Kutipan tentang Etika dan Moral dari Plato yang Masih Relevan Hingga Era Modern

Apa Itu Metode Socratic?

Metode Socratic adalah pendekatan yang melibatkan serangkaian pertanyaan yang dirancang untuk mengeksplorasi asumsi, keyakinan, dan argumen seseorang. Tujuan dari teknik ini adalah untuk mendorong orang berpikir lebih dalam dan kritis tentang topik tertentu, seringkali dengan mengajukan pertanyaan yang tampak sederhana tetapi sebenarnya menantang dasar pemikiran yang lebih mendalam. Socrates sendiri sering menggunakan metode ini dalam dialog-dialog filosofisnya untuk memeriksa berbagai konsep moral dan etika.

Metode Keraguan ala Descartes: Awal Mula Pemikiran Ilmiah Modern

Pentingnya Metode Socratic di Era Modern

Dalam era modern, metode Socratic memiliki relevansi yang semakin meningkat. Di tengah lautan informasi digital dan opini yang sering kali disajikan sebagai fakta, kemampuan untuk menganalisis informasi secara kritis menjadi sangat penting. Di kelas, ruang diskusi, hingga di media sosial, penerapan teknik ini dapat membantu kita menantang asumsi dan bias yang mungkin tidak disadari, serta memperdalam pemahaman kita tentang berbagai topik.

René Descartes dan Revolusi Rasionalisme: Panduan Menuju Era Modern

Penerapan di Dunia Pendidikan

Salah satu area di mana metode Socratic paling sering diterapkan adalah dalam pendidikan. Di banyak sekolah dan universitas, teknik ini digunakan untuk membantu siswa berpikir lebih mandiri dan kritis. Guru atau dosen yang menggunakan pendekatan ini tidak memberikan jawaban langsung, melainkan memandu siswa melalui serangkaian pertanyaan yang mendorong mereka untuk menemukan jawaban sendiri. Hal ini membuat siswa menjadi peserta aktif dalam proses belajar, alih-alih sekadar penerima informasi pasif.

Halaman Selanjutnya
img_title