Krisis Body Image dan Gangguan Makan di Kalangan Milenial dan Gen Z Imbas Media Sosial

Penyimpangan Gaya Hidup Generasi Millenial Hingga Gen Z
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Malang, WISATA - Dalam era digital yang semakin mendominasi kehidupan sehari-hari, media sosial telah menjadi salah satu alat komunikasi dan informasi yang paling berpengaruh, terutama di kalangan generasi milenial dan Gen Z. Namun, di balik kemudahan tersebut, terdapat dampak negatif yang signifikan, terutama terkait dengan krisis body image dan gangguan makan.

Mengapa Socrates Mengatakan Hidup yang Tidak Diuji Tak Layak Dijalani? Relevankah di Era Modern?rn

Tekanan untuk Tampil Sempurna

Krisis body image adalah salah satu isu serius yang dihadapi oleh banyak anak muda saat ini. Media sosial, yang seringkali menampilkan gambar-gambar sempurna dan gaya hidup glamor, menciptakan standar kecantikan yang tidak realistis. Hal ini menyebabkan banyak milenial dan Gen Z merasa tidak puas dengan penampilan fisik mereka. Mereka terjebak dalam siklus perbandingan sosial, yang membuat kepercayaan diri mereka menurun drastis.

Perlunya Kendalikan Perilaku Doom Spending yang Melanda Gen-Z untuk Kesehatan Finansial dan Mental

Tekanan untuk tampil sempurna ini sangat kuat, mengingat banyaknya konten yang dibagikan oleh influencer dan selebritas di platform seperti Instagram, TikTok, dan Facebook. Gambar-gambar yang diedit secara digital sering kali menjadi tolok ukur bagi anak muda dalam menentukan nilai diri mereka. Akibatnya, muncul perasaan cemas, depresi, dan bahkan gangguan makan seperti anoreksia dan bulimia.

Gangguan Makan yang Meningkat

Manipulasi Media Sosial dan Kaum Sophis Modern: Tantangan Demokrasi Populis di Indonesia

Banyak anak muda yang, untuk mencapai standar kecantikan tersebut, beralih ke metode ekstrem, termasuk diet ketat atau penggunaan produk diet yang tidak teruji. Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), gangguan makan telah meningkat secara signifikan di kalangan anak muda, terutama di negara-negara dengan penetrasi media sosial yang tinggi.

Anoreksia, yang ditandai dengan penolakan untuk mempertahankan berat badan yang sehat, dan bulimia, yang ditandai dengan siklus makan berlebihan diikuti dengan perilaku menghilangkan makanan, menjadi masalah kesehatan mental yang serius. Tidak hanya merusak kesehatan fisik, tetapi juga memengaruhi kesehatan mental anak muda secara keseluruhan.

Kesehatan Mental dan Dukungan

Krisis body image dan gangguan makan sering kali berakar pada masalah kesehatan mental yang lebih dalam. Banyak anak muda yang merasa terasing dan tidak memiliki dukungan yang memadai untuk mengatasi perasaan negatif ini. Penting bagi orang tua, pendidik, dan masyarakat untuk memberikan dukungan dan pemahaman yang diperlukan.

Dukungan emosional dari teman-teman dan keluarga dapat membantu anak muda merasa lebih diterima dan memahami bahwa mereka tidak sendirian dalam perjuangan mereka. Program-program edukasi yang fokus pada kesehatan mental dan body image positif juga dapat membantu mengurangi stigma dan memberikan informasi yang akurat tentang gangguan makan.

Mengatasi Krisis Body Image

Penting bagi generasi muda untuk menyadari bahwa apa yang mereka lihat di media sosial sering kali tidak mencerminkan realitas. Mengedukasi diri tentang efek negatif dari perbandingan sosial dapat menjadi langkah awal dalam mengatasi krisis body image. Menetapkan batasan waktu untuk menggunakan media sosial dan mengganti konten negatif dengan yang lebih positif dapat membantu meningkatkan kepercayaan diri.

Banyak organisasi juga kini aktif dalam mempromosikan body positivity dan kesehatan mental. Mereka berupaya untuk menampilkan berbagai bentuk dan ukuran tubuh yang beragam, sehingga anak muda dapat merasa lebih diterima tanpa harus memenuhi standar yang tidak realistis.

Dampak media sosial terhadap krisis body image dan gangguan makan di kalangan milenial dan Gen Z adalah isu yang sangat serius. Dengan meningkatnya tekanan untuk tampil sempurna, banyak anak muda yang berjuang dengan kesehatan mental dan fisik mereka. Dukungan dari lingkungan sekitar, serta edukasi yang tepat, dapat membantu mereka mengatasi tantangan ini dan membangun kepercayaan diri yang lebih sehat.