Socrates dan Pertanyaan Abadi: Apakah Kebahagiaan Tergantung pada Materi atau Jiwa?

Socrates
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Jakarta, WISATA - Apakah kebahagiaan tergantung pada harta benda atau keadaan batin kita? Ini adalah salah satu pertanyaan filosofis yang paling mendalam dan abadi, dan Socrates, salah satu pemikir terbesar dalam sejarah, memberikan jawaban yang mengejutkan. Menurut Socrates, kebahagiaan tidak tergantung pada materi atau kekayaan fisik, melainkan pada kebajikan dan pemahaman yang mendalam tentang diri sendiri.

Dari Aristoteles ke Dunia Islam: Transformasi Ilmu Pengetahuan di Zaman Keemasan

Pandangan ini sangat relevan dalam dunia modern di mana banyak orang mencari kebahagiaan dalam hal-hal eksternal seperti kekayaan, ketenaran, dan prestise. Namun, Socrates percaya bahwa hal-hal ini hanya memberikan kepuasan sementara, sementara kebahagiaan yang sejati berasal dari dalam diri kita sendiri, yaitu dari jiwa yang selaras dengan kebajikan.

Materi vs. Jiwa: Pandangan Socrates

10 Kutipan Brilian Seneca: Inspirasi Stoikisme untuk Kehidupan Modern

Bagi Socrates, kebahagiaan sejati adalah hasil dari kehidupan yang dijalani sesuai dengan kebajikan. Dalam pandangan ini, materi dan kekayaan bukanlah komponen yang penting dalam mencapai kebahagiaan. Ia percaya bahwa kebahagiaan hanya bisa diraih melalui pengembangan kebajikan seperti kejujuran, keadilan, dan pengendalian diri.

Socrates sering kali menekankan bahwa kekayaan bisa saja membawa kenyamanan fisik, tetapi itu tidak bisa memberikan kebahagiaan yang mendalam. Kebahagiaan yang sejati hanya bisa dicapai oleh orang yang bijaksana, yaitu mereka yang telah memahami makna kebajikan dan menjalani hidup mereka dengan prinsip-prinsip moral yang kuat. Sementara banyak orang berpikir bahwa kebahagiaan bisa dibeli dengan uang, Socrates justru menegaskan bahwa kebahagiaan yang didasarkan pada kekayaan materi tidak akan pernah langgeng.

Mengapa Filosofi Zeno dari Citium Masih Relevan di Era Digital?

Jiwa sebagai Sumber Kebahagiaan

Socrates mengajarkan bahwa jiwa adalah sumber kebahagiaan yang sejati. Dalam filsafatnya, jiwa yang selaras dengan kebajikan akan mencapai kedamaian batin dan kebahagiaan yang abadi. Oleh karena itu, daripada berfokus pada mengejar kekayaan, orang harus mengembangkan jiwa mereka melalui pendidikan, introspeksi, dan praktik kebajikan.

Halaman Selanjutnya
img_title