Socrates dan Konsep Keadilan: Bagaimana Filsuf Ini Memandang Dunia?
- Image Creator/Handoko
Penolakan terhadap Konsep Keadilan yang Relatif
Socrates juga terkenal karena penolakannya terhadap gagasan bahwa keadilan adalah sesuatu yang relatif atau ditentukan oleh norma sosial yang berubah-ubah. Ia percaya bahwa ada prinsip-prinsip keadilan yang absolut dan tidak bergantung pada kesepakatan masyarakat atau keputusan penguasa.
Dalam dialognya dengan Thrasymachus, yang mengklaim bahwa "keadilan adalah apa yang menguntungkan penguasa," Socrates menunjukkan bahwa jika demikian, hukum dan keadilan akan selalu berubah seiring perubahan kekuasaan, yang akan menghasilkan ketidakpastian moral. Sebaliknya, Socrates menegaskan bahwa keadilan sejati adalah prinsip yang tetap dan tidak berubah, yang bisa dikenali melalui akal dan refleksi moral yang mendalam.
Keadilan dan Pemerintahan
Socrates sering menggunakan konsep keadilan untuk membahas bagaimana pemerintahan seharusnya dijalankan. Dalam "Republik," ia menggambarkan sebuah negara ideal yang dipimpin oleh para "filosof-raj," yang merupakan orang-orang yang memiliki pemahaman mendalam tentang keadilan dan berperilaku berdasarkan kebijaksanaan. Menurut Socrates, hanya mereka yang mengerti apa itu keadilan sejati yang layak memimpin, karena hanya mereka yang bisa memastikan bahwa negara diperintah dengan cara yang adil dan bijaksana.
Pandangan ini menunjukkan bahwa keadilan menurut Socrates tidak hanya berlaku pada tingkat individu, tetapi juga penting dalam konteks pemerintahan dan politik. Negara yang adil adalah negara di mana pemimpin berusaha untuk mencapai kesejahteraan semua warganya, bukan hanya kelompok tertentu. Dalam masyarakat yang adil, setiap orang diberi kesempatan yang sama untuk berkembang sesuai kemampuannya.
Keadilan dan Tanggung Jawab Individu