Ritual Pengorbanan Perawan Suku Maya sebagai Pengantin Dewa Hujan di Chichen Itza

Perawan Muda Maya Ditandu Menuju Tempat Ritual
Sumber :
  • artifactinsights.com

Untuk menenangkannya dan memulihkan keharmonisan, suku Maya beralih ke praktik ritual: mempersembahkan seorang perawan muda sebagai korban. 

Kekaisaran Romawi: Penaklukan, Ekspansi, dan Strategi yang Mengukuhkan Dominasi Dunia Kuno

Pemilihan perawan kurban merupakan proses cermat yang sarat dengan simbolisme. Biasanya berusia antara 12 dan 14 tahun, gadis terpilih menunjukkan kemurnian dan kepolosan, kualitas yang diyakini sangat dihargai oleh Chaac. Setelah terpilih, ia menjalani persiapan yang ketat, termasuk ritual penyucian, pemberkatan dari para pendeta dan perhiasan dalam pakaian yang rumit. Transformasi ini melambangkan peralihannya dari alam fana ke alam ilahi, mempersiapkannya untuk menjadi pendamping Chaac di akhirat. 

Diadakan di cenote suci (lubang runtuhan alami), upacara pengorbanan merupakan acara yang megah namun khidmat. Gadis terpilih mengenakan pakaian cantik dan menunggu di kuil. Berdiri di samping gadis itu banyak pria kuat yang mengenakan baju besi emas, siap membawa pengantin dewa hujan ke ‘keselamatan’ sumur suci.

Pertempuran Thermopylae: Keberanian 300 Spartan Melawan Armada Persia

Upacara akan dimulai saat fajar, ‘pengantin’ dewa air akan ditempatkan di tandu dan diberkati oleh para penyihir. Gadis itu juga harus meminum minuman ajaib untuk membantu menenangkannya. Rombongan akan membawa gadis tersebut menuju sumur suci melalui jalan sepanjang 400 m. 

Sesampainya di sana, gadis muda itu dilempar ke udara oleh pengawal laki-laki dan kemudian jatuh bebas ke dalam sumur suci. Pada saat ini, genderang dibunyikan, massa akan menari dan bernyanyi, orang-orang kaya akan melemparkan emas, perak, dan permata ke dalam sumur untuk mendoakan perdamaian.

Perang Troya: Kisah Cinta, Pengkhianatan, dan Kehancuran yang Mengubah Dunia

Kerangka Manusia di Dasar Sumur

Photo :
  • artifactinsights.com
Halaman Selanjutnya
img_title