Tidak Ada Perbedaan Gender untuk Akses Sumber Daya 6.000 Tahun Lalu Berdasarkan Analisis Isotop

Malang, WISATA – Sebuah penelitian yang dipimpin oleh Déborah Rosselet-Christ dari Universitas Jenewa, yang diterbitkan dalam Journal of Archaeological Science: Reports, menganalisis sisa-sisa manusia dari pekuburan Barmaz. Situs Neolitik Tengah yang terletak di Collombey-Muraz ini dibangun antara tahun 4500 dan 3800 SM. 

Pekuburan Barmaz terdiri dari dua situs pemakaman, Barmaz I dan II, yang berisi sisa-sisa sekitar tujuh puluh individu. Situs-situs ini digali pada tahun 1950an dan 1990an, namun baru sekarang, dengan teknik geokimia isotop canggih, para peneliti dapat memperoleh informasi rinci tentang kehidupan penghuni awal ini. 

Penelitian Rosselet-Christ menggunakan rasio isotop stabil karbon (δ13C), nitrogen (δ15N), dan sulfur (δ34S) dalam kolagen tulang, serta isotop strontium (87Sr/86Sr) dalam email gigi, untuk menyelidiki pola makan dan asal usul 49 individu dari pekuburan. Tanda tangan isotop ini memberikan informasi penting tentang pola makan seseorang dan lingkungan tempat mereka dibesarkan. Isotop karbon dan nitrogen, misalnya, dapat mengungkap jenis tumbuhan dan hewan yang dikonsumsi, sedangkan isotop strontium menunjukkan wilayah geologi tempat seseorang menghabiskan masa kecilnya. 



Ringkasan Sampel Manusia

Photo :

• Rosselet-Christ et al., Journal of Archaeological Science

Hasil analisis menunjukkan adanya masyarakat yang pola makannya sebagian besar didasarkan pada sumber daya terestrial, khususnya protein hewani. Tingginya konsumsi protein hewani, kemungkinan besar berasal dari sapi, domba, kambing dan babi, terjadi secara konsisten di kedua lokasi pemakaman. Namun, aspek unik muncul di Barmaz II, di mana individu menunjukkan tanda-tanda mengonsumsi sumber daya yang diperkaya nitrogen-15. Hal ini dapat disebabkan oleh ikan air tawar dari sekitar Danau Jenewa dan Sungai Rhone atau mungkin daging dari hewan muda yang tidak disapih.

Salah satu temuan yang paling menarik adalah bukti mobilitas di antara individu-individu yang dikuburkan di Barmaz I. Analisis isotop strontium menunjukkan bahwa 14% dari individu-individu ini menghabiskan masa kecilnya di wilayah geologi yang berbeda sebelum pindah ke wilayah tersebut saat dewasa. Sebaliknya, semua individu dari Barmaz II memiliki nilai isotop strontium yang konsisten dengan lingkungan setempat, sehingga menunjukkan bahwa mereka berasal dari wilayah tersebut. 

Halaman Selanjutnya

Perbedaan antara kedua situs pemakaman ini menimbulkan pertanyaan tentang struktur sosial dan asal usul masyarakatnya. Jocelyne Desideri, dosen senior di Laboratorium Arkeologi Afrika dan Antropologi di UNIGE dan salah satu penulis penelitian tersebut, mencatat, “Hasil kami menunjukkan bahwa manusia sedang berpindah-pindah pada saat itu. Hal ini tidak mengherankan, karena beberapa penelitian telah menyoroti fenomena yang sama di tempat dan waktu lain selama periode Neolitikum.”