Sastra Dunia bagi Jiwa yang Letih: Buku-Buku yang Menghibur dan Menggugah
- Cuplikan layar
1. “The Little Prince” – Antoine de Saint-Exupéry (Prancis)
Sebuah dongeng untuk orang dewasa yang menyentuh tema persahabatan, cinta, dan kehilangan. Buku ini begitu sederhana, namun sarat dengan filosofi kehidupan. Kisah si Pangeran Kecil mengajak pembaca kembali pada nilai-nilai kemanusiaan yang kerap dilupakan.
2. “Tuesdays with Morrie” – Mitch Albom (Amerika Serikat)
Berdasarkan kisah nyata, buku ini adalah percakapan antara seorang profesor tua dan mantan muridnya tentang hidup, kematian, dan makna kebahagiaan. Bacaan ini menawarkan pencerahan, terutama bagi mereka yang sedang mencari arah dalam hidup.
3. “Norwegian Wood” – Haruki Murakami (Jepang)
Kisah cinta, kehilangan, dan pencarian jati diri dalam balutan prosa yang melankolis. Murakami berhasil membingkai kesepian dengan begitu indah, sehingga pembaca merasa dimengerti.
4. “Perahu Kertas” – Dee Lestari (Indonesia)
Meski tergolong sastra populer, novel ini menyentuh banyak hati karena kejujuran dan kesederhanaannya. Kisah tentang mimpi, cinta, dan pencarian jati diri menjadi sangat relevan bagi generasi muda.
5. “Man’s Search for Meaning” – Viktor E. Frankl (Austria)
Sebuah memoar sekaligus renungan dari seorang penyintas kamp konsentrasi Nazi. Frankl menunjukkan bahwa bahkan dalam penderitaan paling ekstrem, manusia masih bisa menemukan makna hidup.
Sastra sebagai Meditasi Jiwa
Bagi sebagian orang, membaca sastra adalah bentuk meditasi. Ia memaksa pembaca untuk melambat, merenung, dan masuk ke dunia lain yang lebih hening. Saat membaca, seseorang berhenti sejenak dari riuhnya dunia nyata dan fokus pada pengalaman emosional yang hadir lewat kata-kata.