10 Kutipan Terbaik dari Karya Ikonik Leila S. Chudori: Pulang (2012) – Kisah tentang Pengasingan dan Kerinduan Tanah Air

Novel Pulang karya Leila S. Chudori
Sumber :
  • Cuplikan layar

Jakarta, WISATA - Novel Pulang karya Leila S. Chudori adalah salah satu mahakarya sastra modern Indonesia yang menawarkan perspektif mendalam tentang pengasingan, identitas, dan kerinduan pada tanah air. Diterbitkan pada tahun 2012, novel ini menggambarkan kisah Dimas Suryo, seorang jurnalis yang terpaksa mengasingkan diri ke Paris setelah peristiwa 1965. Melalui sudut pandang Dimas dan keluarganya, pembaca diajak menyelami perjuangan mempertahankan identitas dan mencari arti rumah dalam kondisi diaspora politik.

10 Kutipan Terbaik dari Crime and Punishment: Pelajaran Hidup dari Fyodor Dostoevsky

Berikut adalah sepuluh kutipan terbaik dari Pulang yang tidak hanya menyentuh, tetapi juga menggambarkan keindahan bahasa Leila S. Chudori dalam menyampaikan tema-tema besar yang relevan sepanjang masa.

1. “Tanah air bukan hanya tempat lahir, tetapi tempat hati selalu ingin kembali.”

10 Kutipan Inspiratif dari 'Merahnya Merah' Karya Iwan Simatupang yang Menggugah Jiwa"

Kutipan ini menggambarkan makna mendalam tentang tanah air yang tidak sekadar lokasi geografis, tetapi tempat di mana emosi dan kenangan berakar. Dimas, sebagai seorang pengasingan politik, merasakan kerinduan mendalam terhadap Indonesia meskipun ia tahu bahwa kembali berarti menghadapi risiko besar.

2. “Kenangan adalah pengkhianat, tetapi juga penyelamat.”

Pramoedya: Setiap Bangsa yang Tidak Mau Menulis Sejarahnya Sendiri Akan Kehilangan Jiwanya

Dalam novel ini, kenangan Dimas akan masa mudanya di Indonesia menjadi paradoks. Di satu sisi, kenangan itu menyakitkan karena mengingatkan akan kehilangan; di sisi lain, kenangan juga menjadi satu-satunya harta yang menghubungkan dirinya dengan tanah air.

3. “Pengasingan adalah hukuman, tetapi juga hadiah untuk menemukan diri sendiri.”

Halaman Selanjutnya
img_title