Rebutan Mayat Korban Kerusuhan di Mal Klender Tahun 1998, Sebuah Kilas Balik (2)

Rebutan Mayat Korban Kerusuhan di Mal Klender, 1998 (2)
Sumber :
  • Twitter: @creepylogy_

Justru busana yang rupanya dikumpulkan di lantai paling bawah, kemudian digunakan sebagai bahan bakar untuk menghabisi bangunan tersebut, sekaligus orang-orangnya yang terjebak di dalam.

Rebutan Mayat Korban Kerusuhan di Mal Klender Tahun 1998, Sebuah Kilas Balik (1)

Tidak akan tergambarkan situasi seperti apa di dalam sana. Gedung over capacity, selanjutnya mereka harus berjejalan menyelamatkan diri. Dan membakar selalu menjadi simbol terbaik bagi suksesnya huru-hara, di mana pun itu.

Sedikit orang yang dapat menyelamatkan diri, tentu mereka memperoleh keajaiban sekali seumur hidup. Saya dengar cerita tentang seorang pria penyintas setelah meninju, menendang, dan menginjak-injak sejumlah orang lain agar ia bisa lompat dari kaca dan selamat.

INFO LOKER: Jangan Lewatkan "Sukoharjo Job Fair 2024', Ada 40 Perusahaan Ternama Cari Karyawan

Pada sorenya atau malam, situasi tersebut baru terkendali. Banyak orang hendak masuk untuk membantu evakuasi dengan sukarela. Di antara mereka mungkin ada yang tadinya berniat menjarah dan jadi merasa sangat beruntung.

Menurut informasi, pihak berwenang semula datang dengan 170 kantong mayat. Kenyataan yang dibutuhkan jauh lebih banyak lagi. Dan kantong mayat jadi tidak begitu penting dibanding mengevakuasi seluruh korban tewas.

Lee Sang-Yi dan Han Ji-Hyun Jadi Pemeran Utama Drama Spin-Off Baru Berjudul ‘The CEO’s Meal Plan’

Sebagai perbandingan, jika Anda tinggal di satu blok apartemen yang terdiri dari 150-200 unit, lalu blok Anda terpanggang habis. Seperti itulah gambarannya.

Proses evakuasi sangat tidak mudah. Banyak mayat yang bertumpuk dengan mayat lain hingga lekat. Ada yang berpelukan, jongkok, berdiri menempel tembok, dan itu semua membutuhkan dedikasi ekstra dalam evakuasi.

Halaman Selanjutnya
img_title