SOLO: Mengenal Makna Logo “Solo The Spirit of Java” dan Logo Pemerintah Kota Solo

Logo Baru “Solo The Spirit of Java”
Sumber :
  • surakarta.go.id/?p=28217

WISATA, SoloSolo the Spirit of Java merupakan bentuk branding Kota Solo, yang mengandung makna, bahwa Solo merupakan jiwanya Jawa.

KUALIFIKASI PIALA DUNIA 2026: Pukul 14.00 WIB Nanti, Drawing Putaran Ketiga, Ini Live Streamingnya

Slogan tersebut dibuat pada tahun 2005 dan disahkan pada tahun 2008 melalui peraturan bersama Kepala Daerah Solo Raya. Setelah 17 tahun slogan tersebut dibuat, pada tahun 2022 Pemerintah Kota Surakarta melakukan perubahan logo.

Di bulan November 2022, telah dilaksanakan lomba desain ulang logo “Solo the Spirit of Java”. Dari lomba tersebut, diperoleh logo baru dengan warna ungu dan hijau. Logo tersebut merupakan hasil karya warga Bandung, Jawa Barat, Andrea Isa.

Pemulihan Layanan PDNS 2: Langkah Penting Menuju Transformasi Digital yang Lebih Aman

Pemilihan warna logo ungu dan hijau pun memiliki maknanya sendiri. Warna ungu mewakili keagungan dan kekayaan budaya Kota Solo. Sedangkan warna hijau, mewakili pertumbuhan dan sustainability.

Logo “Solo the Spirit of Java” yang terlihat seperti sedang tersenyum ini memiliki makna yang mendalam. Dilansir dari laman surakarta.go.id pada Sabtu (10/06/2023), berikut makna logo baru “Solo the Spirit of Java”:
• Visualisasi Gunungan di bagian atas, mewakili citra Solo sebagai kota budaya dan salah satu ikonik budaya Jawa secara umum. Tujuan adanya Gunungan ini memberikan impresi dan persepsi yang cepat mengenai konteks “Solo the Spirit of Java”.
• Warna hijau pada Gunungan juga menyerupai visualisasi daun, yang memberikan makna sustainable atau berkelanjutan. Sebagai wujud Kota Solo membangun dengan kesadaran yang berkelanjutan. Membangun pariwisata yang berbasis sustainable tourism dan segala bentuk pembangunan yang berwawasan lingkungan.
• Gaya visualisasi logo dengan pendekatan “doodle” memberikan kesan yang humanis, tidak kaku, dan ramah. Membawa arah baru branding Kota Solo menjadi lebih segar, kekinian, dinamis, kreatif, dan modern.
• Garis berbentuk kurva melengkung yang menghubungkan dua huruf “o” pada kata “Solo” memberikan pesan senyum yang mewakili bentuk keramahan dan segala bentuk kearifan lokal warga kota Solo. Selain itu, kurva melengkung tersebut juga memberikan pesan terhubung dan kolaborasi.

Perubahan logo slogan ini didasari oleh berbagai alasan, seperti sebagai landasan baru Pemerintah Kota Surakarta dalam merumuskan program pembangunan ke depan berdasarkan nilai-nilai ‘Jiwanya Jawa’.
Selain itu, pembaharuan logo juga sebagai bentuk penyegaran tampilan logo tanpa mengubah tagline “Solo the Spirit of Java”. Dengan penyegaran ini diharapkan bisa bertahan terhadap perkembangan zaman hingga 15 tahun mendatang.

Logo Pemerintah Kota Surakarta

Photo :
  • pariwisatasolo.surakarta.go.id
Upaya Pemulihan Sistem Layanan Pasca Serangan Siber PDNS 2


Nah…kalau yang ini adalah logo Pemerintah Kota Solo. Dikutip dari laman pariwisatasolo.surakarta.go.id (10/06/2023), arti Lambang logo Pemerintah Kota Solo adalah: warna hijau berarti hidup, warna-warna putih, kuning, merah, dan hitam melukiskan nafsu diantara beberapa nafsu manusia. Semuanya berarti hidup harus dapat menguasai nafsunya.
Makna dari lukisan :
• Perisai mewujudkan lambang perjuangan dan perlindungan.
• Tugu lilin menyala melukiskan kebangunan dan kesatuan kebangsaan.
• Keris melambangkan kejayaan dan kebudayaan.
• Panah berarti selalu waspada.
• Jalur mendatar berombak berarti Bengawan Solo.
• Bintang kanan kiri melukiskan bintang dilangit dan berarti kesejahteraan.
• Bambu runcing menggambarkan perjuangan rakyat.
• Kapas dan padi melukiskan pakaian dan makanan yang berarti : Do’a ke arah   kemakmuran Jumlah 6 dari daun, bunga dan buah kapas berarti bulan 6, jumlah 16 dari buah padi berarti tanggal 16.
• Kain adalah hasil kerajinan terpenting dari Kota Besar Surakarta dan Sidomukti mengandung arti do’a keluhuran
•Lukisan yang terdapat dalam lingkaran jorong merupakan surya sangkala memet:
 o Anak panah diatas busur dengan bergerak, berarti ” rinaras” dan berwatak enam.
 o Air berarti “waudadi” atau “dadi” dan berwatak empat
 o Mulai pangkal panah sampai ujung tugu merupakan bentuk lurus berarti ” terus ”   dan berwatak sembilan
 o Tugu lilin berarti “manunggal” dan berwatak satu Secara lengkap berbunyi : “Rinaras Dadi Terus Manunggal” yang berarti tahun 1946.