INFO HAJI 2024: Soal Pengurangan Masa Tinggal Jemaah Haji, Kemenag Lobi Arab Saudi

Jemaah Haji Kloter 16, Rombongan 8, Kramatjati, 1443 H/2022 M
Sumber :
  • christiyanto

Wisata – Kementerian Agama sedang melakukan kajian terkait kemungkinan memperpendek masa tinggal jemaah haji Indonesia di Arab Saudi.

Hal ini dibahas dalam sidang komisi Rakernas Evaluasi Penyelenggaraan Ibadah Haji 1444 H/2023 M di Bandung, Jawa Barat.

Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri, Subhan Cholid menjelaskan, kajian memperpendek masa tinggal jemaah haji Indonesia di Arab Saudi, sebenarnya sudah dilakukan sejak lama.

INFO HAJI 2024: Hari Selasa Ini, Jemaah Haji Nafar Akan Awal Kembali ke Hotel di Makkah

Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Kemenag RI, Subhan Cholid

Photo :
  • kemenag.go.id

Permasalahan pokoknya, lebih pada aturan penerbangan di Arab Saudi dan tertuang dalam Ta'limatul Hajj.

"Ketentuan Arab Saudi, negara yang mengirimkan jemaahnya lebih dari 30.000, masa operasional penerbangannya, baik saat kedatangan maupun kepulangan, masing-masing minimal 30 hari. Ini tertuang dalam pasal 16," tegas Subhan di Bandung, Jumat (8/9/2023).

Dalam Ta'limatul Hajj, kata Subhan, diatur juga masa operasional kedatangan dan kepulangan.

Operasional kedatangan jemaah haji di Arab Saudi berlangsung dari 1 Zulkaidah sampai 4 Zulhijah. Sedangkan operasional kepulangannya, dimulai dari 15 Zulhijah.

"Jika dihitung dari 1 Zulkaidah, maka operasional kedatangan berlangsung selama 34 hari. Namun, untuk memperpendek masa tinggal, jemaah Indonesia diberangkatkan mulai 4 Zulkaidah sampai 4 Zulhijah," papar Subhan.

"Operasional pemulangan, dimulai 15 Zulhijah. Jemaah kloter pertama yang berangkat pada 4 Zulkaidah, baru bisa pulang pada 15 Zulhijah, sehingga masa tinggal minimal adalah 41 hari," lanjutnya.

Subhan mengatakan, Kemenag pernah menanyakan aturan dalam Ta'limatul Hajj ini ke pihak Arab Saudi.

Jawabannya, karena keterbatasan slot penerbangan.

Saat ini, Indonesia mendapatkan rata-rata 17 sampai 18 slot penerbangan per hari. Dengan infrastruktur bandara yang ada saat ini, Saudi belum bisa memberikan tambahan slot penerbangan.

"Upaya ke depan yang perlu kita lakukan, adalah membahas dengan pemerintah Arab Saudi kemungkinan memperluas bandara, sehingga slot yang disediakan untuk Indonesia bisa ditambah," terang Subhan.

Selain perluasan, Subhan berharap Saudi membuka bandara baru. Subhan mengaku sudah mendengar opsi membuka bandara di Thaif. Jarak bandara ini relatif dekat dengan Makkah.

Jika bandara baru dibuka, slot penerbangan yang tersedia semakin banyak.

"Kalau kita bisa mendapatkan lebih dari 25 slot per hari, itu akan cukup signifikan, bisa mengurangi masa tinggal," sebutnya.

"Ini perlu lobi intensif dan terus menerus. Mungkin tidak dalam waktu dekat, tapi saya yakin ke depan bisa diwujudkan," tandasnya.

(Sumber: kemenag.go.id)

INFO HAJI 2024: Patuhi Aturan di Saudi, Visa Ziarah Tidak Bisa Masuk Makkah Hingga 15 Zulhijah 1445