LIPUTAN INTI 2023: Bridging the Gender Digital Divide, Upaya untuk Akses Digital yang Inklusif
- Handoko
Panelis-panelis dalam diskusi ini mengusulkan sejumlah strategi untuk mengatasi kesenjangan digital gender, di antaranya: Pertama, Menyediakan akses yang sama ke TIK, termasuk akses internet gratis atau dengan biaya rendah. Kedua, Meningkatkan keterampilan TIK bagi perempuan dan anak perempuan melalui program pelatihan. Ketiga, Mengembangkan konten dan aplikasi TIK yang sensitif gender. Dan terakhir. Mengubah norma sosial dan hambatan budaya yang menghalangi perempuan untuk menggunakan teknologi.
Sylvia Sumarlin menyatakan bahwa tantangannya bukan soal laki-laki versus perempuan dalam teknologi, melainkan bagaimana meningkatkan minat perempuan untuk menguasai teknologi. Hal ini menekankan pentingnya menghilangkan hambatan-hambatan yang ada dan memberikan kesempatan yang sama kepada semua individu untuk mengakses dunia digital.
Dalam konteks ini, perlu ditekankan bahwa saat ini hanya 33,33% pengguna internet di Indonesia yang adalah perempuan, yang lebih rendah dari rata-rata global sebesar 49%. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada pekerjaan yang perlu dilakukan untuk menjembatani kesenjangan digital gender di Indonesia.