Setelah Ramadan Berlalu: Menggapai Istiqamah atau Kembali ke Kebiasaan Lama?

Refleksi Ramadan
Sumber :
  • Image Creator Grok/Handoko

Jakarta, WISATA – Ramadan telah pergi, meninggalkan jejak dalam jiwa yang pernah ditempa oleh cahaya ketaatan. Namun, pertanyaan besar menggantung di langit hati: Akankah kita tetap istiqamah dalam ibadah, atau kembali pada kebiasaan lama?

Refleksi Ramadan: Apa yang Kita Dapat dari Ramadan Tahun Ini?

Sebulan penuh kita ditempa dalam keikhlasan, menahan lapar dan dahaga, menundukkan hawa nafsu, serta mendekatkan diri pada Sang Pencipta. Namun, usai takbir kemenangan berkumandang, banyak yang perlahan melepas kebiasaan baik itu, seolah Ramadan hanya perjamuan sesaat yang tak menyisakan jejak dalam kehidupan.

Apakah kita termasuk di dalamnya?

Puasa Syawal: Keutamaan, Niat, dan Waktu Ideal Memulainya

Ramadan: Sebuah Latihan, Bukan Sekadar Ritual

Ramadan adalah madrasah jiwa. Ia mengajarkan kita arti kesabaran, ketulusan, dan kepatuhan. Setiap rakaat tarawih yang kita dirikan, setiap ayat Al-Qur'an yang kita lantunkan, serta setiap rupiah yang kita infakkan adalah investasi menuju kehidupan yang lebih baik.

Rating K-drama Periode 5 - 11 Mei 2025: 'The Haunted Palace' dan 'For Eagle Brothers' telah Bangkit Kembali

Namun, ujian sesungguhnya bukanlah selama Ramadan, melainkan setelahnya. Rasulullah bersabda:

"Amalan yang paling dicintai Allah adalah amalan yang kontinu walaupun sedikit."
(HR. Bukhari dan Muslim)

Maka, jika setelah Ramadan kita kembali jauh dari Al-Qur’an, meninggalkan shalat sunah, enggan bersedekah, serta kembali dikuasai amarah dan hawa nafsu, tidakkah itu tanda bahwa latihan kita selama Ramadan sia-sia?

Bukankah Ramadan semestinya meninggalkan bekas dalam jiwa, bukan sekadar rutinitas yang berlalu begitu saja?

Cermin Keberhasilan Ramadan

Keberhasilan Ramadan bukanlah seberapa banyak ibadah yang kita lakukan saat itu, tetapi seberapa besar dampaknya setelah ia pergi. Ada beberapa indikator yang bisa menjadi cerminan sejauh mana Ramadan membekas dalam diri kita:

1.     Tetap Berpuasa Sunah
Jika Ramadan telah melatih kita menahan diri, maka puasa sunah seperti puasa Syawal, Senin-Kamis, dan Ayyamul Bidh adalah bukti nyata bahwa kita ingin terus berlatih. Rasulullah
bersabda:

"Barang siapa berpuasa Ramadan kemudian diikuti dengan enam hari di bulan Syawal, maka seakan-akan ia berpuasa sepanjang tahun."
(HR. Muslim)

2.     Menjaga Konsistensi Shalat Sunah
Jika selama Ramadan kita terbiasa menjalankan shalat tarawih dan tahajud, maka menjaga shalat sunah setelahnya adalah tanda keteguhan hati. Jangan biarkan malam-malam kita kembali sunyi tanpa sujud di sepertiga malam.

3.     Menjaga Hubungan dengan Al-Qur’an
Ramadan disebut sebagai Syahrul Qur’an, bulan diturunkannya Al-Qur’an. Maka, apakah kita akan kembali menjauh dari kitab suci ini setelah Ramadan pergi? Bacalah walau hanya satu halaman per hari, karena firman-Nya adalah cahaya bagi hati.

4.     Tetap Berinfak dan Bersedekah
Jika di bulan Ramadan kita berlomba-lomba dalam sedekah, mengapa harus berhenti setelahnya? Sedekah bukan hanya untuk Ramadan, melainkan kunci keberkahan hidup sepanjang tahun.

5.     Menjaga Lisan dan Akhlak
Ramadan mengajarkan kita untuk menahan amarah, menjaga lisan dari ghibah dan fitnah, serta memperbaiki akhlak. Jika setelah Ramadan kita kembali menjadi pribadi yang mudah tersinggung dan berkata kasar, apakah benar kita telah ditempa oleh Ramadan?

Mengapa Banyak yang Gagal Istiqamah?

Banyak orang yang merasa semangat ibadahnya menurun drastis setelah Ramadan. Mengapa?

1.     Kembali ke Lingkungan yang Kurang Mendukung
Setelah Ramadan, kita kembali ke rutinitas biasa yang mungkin tidak mendukung kebiasaan baik yang telah kita bangun. Oleh karena itu, penting untuk mencari komunitas atau teman-teman yang terus mengingatkan dalam kebaikan.

2.     Tidak Ada Target Spiritual Setelah Ramadan
Saat Ramadan, kita punya target: khatam Al-Qur’an, memperbanyak shalat malam, bersedekah lebih banyak. Setelahnya? Tanpa target yang jelas, semangat ibadah pun memudar.

3.     Merasa Ramadan Sudah Cukup
Banyak yang berpikir bahwa setelah Ramadan mereka bisa “istirahat” dari ibadah. Padahal, Ramadan adalah awal, bukan akhir dari perjalanan spiritual kita.

Menjaga Semangat Ramadan Sepanjang Tahun

Agar semangat Ramadan tidak padam, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan:

1.     Buat Komitmen Ibadah
Tuliskan target ibadah yang ingin kita pertahankan setelah Ramadan, seperti membaca Al-Qur’an setiap hari, shalat tahajud minimal seminggu sekali, atau rutin bersedekah.

2.     Berkumpul dengan Orang-Orang Saleh
Bergabunglah dalam komunitas yang bisa membantu kita istiqamah, seperti majelis ilmu, pengajian, atau halaqah.

3.     Pasang Pengingat Spiritual
Letakkan mushaf Al-Qur’an di tempat yang mudah terlihat, buat pengingat shalat tahajud di ponsel, atau tempelkan kutipan hadis motivasi di meja kerja.

4.     Evaluasi Diri Secara Berkala
Setiap bulan, tanyakan pada diri sendiri: "Apakah aku masih mempertahankan ibadah yang kulakukan saat Ramadan?" Jika tidak, segera perbaiki sebelum terlambat.

Kesimpulan: Ramadan Adalah Awal, Bukan Akhir

Ramadan bukan sekadar bulan penuh ibadah yang berlalu begitu saja. Ia adalah titik awal untuk membangun kebiasaan baik sepanjang tahun. Jangan biarkan semangat yang telah kita bangun selama Ramadan hilang begitu saja. Jangan kembali menjadi pribadi yang jauh dari Allah setelah sebulan didekatkan kepada-Nya.

Jika Ramadan benar-benar membekas, maka semestinya ia menjadi peta jalan yang menuntun kita menuju kehidupan yang lebih baik, lebih tenang, dan lebih berkah.

Maka, setelah Ramadan berlalu, pilihan ada di tangan kita: menggapai istiqamah atau kembali pada kebiasaan lama?