Kalam Ramadan: Doa dan Keikhlasan – Kisah Syekh Ahmad Ar-Rifa’i

Kalam Ramadhan
Sumber :
  • Image Creator Grok/Handoko

Syekh Ahmad Ar-Rifa’i juga dikenal sebagai pelopor tarekat Rifa’iyah yang kemudian menyebar ke berbagai belahan dunia Islam. Pengaruh ajarannya tidak hanya dirasakan oleh para pengikut tarekat, tetapi juga oleh masyarakat luas yang mengagumi kekuatan spiritual dan ketenangan yang terpancar dari dirinya.

Kebajikan adalah Satu-Satunya Kebaikan Sejati: Menemukan Kebahagiaan Melalui Prinsip Stoik

Doa dan Keikhlasan: Makna dan Ajaran Syekh Ahmad Ar-Rifa’i

1. Doa sebagai Sumber Kekuatan Spiritual

Kalam Ramadhon: Sikap Tawadhu Imam Abu Hanifah Meski Ilmunya Luas

Bagi Syekh Ahmad Ar-Rifa’i, doa adalah senjata utama untuk menghadapi segala ujian kehidupan. Ia mengajarkan bahwa dalam setiap keadaan, baik senang maupun susah, doa adalah jembatan yang menghubungkan hamba dengan Allah SWT. Dengan berdoa secara terus-menerus, hati manusia akan diberi kekuatan untuk bertahan, menerima cobaan, dan melihat hikmah di balik setiap peristiwa.
Dalam ajarannya, beliau sering menekankan bahwa doa bukan hanya untuk memohon, melainkan juga untuk bersyukur atas nikmat yang telah diberikan. Dengan demikian, doa menjadi refleksi dari keimanan yang tulus dan sebagai sumber pencerahan yang mengarahkan setiap langkah kehidupan.

2. Keikhlasan: Fondasi Utama dalam Berdoa

Mutiara Hikmah: Bishr Hafi, Sufi Bertelanjang Kaki yang Diangkat Derajatnya oleh Allah

Keikhlasan merupakan kunci agar doa yang dipanjatkan diterima oleh Allah SWT. Syekh Ahmad Ar-Rifa’i mengajarkan bahwa setiap doa harus datang dari hati yang bersih, tanpa adanya riya atau pamer. Beliau menegaskan bahwa doa yang tulus akan menembus relung hati Allah dan mengubah keadaan dengan cara yang penuh keberkahan.

Keikhlasan juga berarti mengikhlaskan segala ketergantungan pada dunia dan benar-benar menyerahkan segala urusan kepada Allah. Dengan keikhlasan, seorang muslim tidak hanya memohon kepada Allah untuk menghilangkan kesulitan, tetapi juga berserah diri atas segala keputusan-Nya. Ini adalah bentuk kepercayaan yang mendalam, yang membuat setiap doa tidak sekadar permohonan, melainkan juga pengakuan akan kekuasaan mutlak Allah.

3. Menginternalisasi Ilmu Doa dalam Kehidupan Sehari-hari

Syekh Ahmad Ar-Rifa’i mengajarkan bahwa ilmu doa harus diinternalisasi melalui praktik sehari-hari. Tidak cukup hanya mengetahui tata cara berdoa, melainkan seseorang harus memahami makna di balik setiap kata dan gerakan. Dengan demikian, setiap doa akan menjadi perwujudan dari cinta dan kerendahan hati kepada Sang Pencipta.

Halaman Selanjutnya
img_title