Perang Jawa: Sebuah Pemberontakan Besar yang Mengubah Sejarah Nusantara

Perang Jawa (1825-1830) oleh Jhr. F. V. A. Ridder de Stuers
Sumber :
  • Cuplikan Layar

Puncak dari ketegangan ini terjadi ketika Belanda memasang patok untuk pembangunan jalan yang melewati tanah milik Pangeran Diponegoro. Bagi Diponegoro, ini adalah penghinaan dan bentuk pelanggaran hak yang tidak bisa dibiarkan.

Madilog dan Misi Besar Tan Malaka: Membebaskan Pikiran Bangsa dari Belenggu Mistik

Pada Juli 1825, Diponegoro memerintahkan pengikutnya untuk mencabut patok-patok tersebut. Tindakan ini dianggap sebagai perlawanan terhadap pemerintah kolonial. Belanda merespons dengan mengirim pasukan untuk menangkap Diponegoro, tetapi hal ini justru menjadi awal dari perang besar yang tidak mereka duga.

Diponegoro: Pemimpin Perang yang Karismatik

10 Buku Sejarah yang Menginspirasi: Membaca Masa Lalu untuk Menyalakan Masa Depan

Pangeran Diponegoro bukan hanya seorang bangsawan biasa. Ia adalah sosok yang memiliki kharisma luar biasa dan dihormati oleh rakyatnya. Sejak kecil, ia dikenal sebagai seseorang yang religius dan menentang pengaruh asing dalam pemerintahan Jawa.

Diponegoro tidak hanya berjuang sebagai seorang bangsawan yang kehilangan haknya, tetapi juga sebagai pemimpin yang membawa misi suci. Ia mengangkat perang ini sebagai bentuk perang sabil atau jihad melawan penindasan, sehingga semakin banyak rakyat yang bersedia bergabung dalam pasukannya.

Lukisan dan Memoar: Bagaimana Dunia Melihat Perang Jawa

Dengan dukungan para ulama, santri, dan rakyat kecil, Diponegoro mengumpulkan kekuatan untuk melawan Belanda. Ia menerapkan strategi gerilya, memanfaatkan medan pegunungan dan hutan untuk menyerang pasukan kolonial secara tiba-tiba dan menghilang sebelum bisa ditangkap.

Belanda Terkejut: Perang yang Tidak Diduga

Halaman Selanjutnya
img_title