WhatsApp Bongkar Kampanye Mata-mata! Jurnalis dan Aktivis Jadi Target Spyware Israel?

WhatsApp
Sumber :
  • Cuplikan Layar

Jakarta, WISATA - WhatsApp baru saja mengungkap sebuah skandal besar yang melibatkan spyware berbahaya. Aplikasi perpesanan milik Meta ini pada Jumat (2/2) mengumumkan bahwa mereka telah menggagalkan kampanye mata-mata yang menargetkan jurnalis dan anggota masyarakat sipil di berbagai negara. Perangkat lunak pengintai yang digunakan dalam serangan ini dikembangkan oleh perusahaan Israel, Paragon Solutions. Serangan ini berhasil dinetralisir pada Desember 2024.

DeepSeek Terkena Skandal Kebocoran Data: Apa yang Harus Kita Waspadai dari AI China?

Serangan Mata-mata Digital Tanpa Klik

Dalam pernyataan resminya kepada The Guardian, WhatsApp menyatakan bahwa mereka telah menghubungi sekitar 90 pengguna yang menjadi target serangan ini. WhatsApp menyebutkan bahwa mereka memiliki "kepercayaan tinggi" bahwa para pengguna tersebut telah menjadi sasaran dan kemungkinan besar telah dikompromikan.

AI Bisa Dibajak? Begini Cara Peretas Membobol Sistem dan Membuat AI Patuh pada Perintah Berbahaya!

Yang membuat serangan ini semakin berbahaya adalah metode yang digunakan, yakni zero-click attack. Dengan kata lain, spyware ini dapat menyusup ke perangkat tanpa memerlukan interaksi dari pengguna. Diduga, spyware ini disebarkan melalui file PDF khusus yang dikirimkan ke pengguna yang telah ditambahkan ke dalam grup WhatsApp tertentu.

WhatsApp mengonfirmasi bahwa para korban tersebar di lebih dari dua lusin negara, termasuk beberapa negara di Eropa. Setelah insiden ini, WhatsApp memberikan panduan keamanan kepada pengguna yang terkena dampak untuk melindungi diri dari ancaman serupa.

Bagaimana AI dan Teknologi Kuantum Bisa Mengubah Wajah Pertahanan Global, dan Memulai Perang Dunia Baru

WhatsApp Desak Akuntabilitas Perusahaan Spyware

Juru bicara WhatsApp menegaskan bahwa insiden ini adalah contoh terbaru mengapa perusahaan pengembang spyware harus bertanggung jawab atas tindakan mereka. "WhatsApp akan terus melindungi hak pengguna untuk berkomunikasi secara pribadi," ujar perwakilan perusahaan tersebut kepada The Hacker News.

Halaman Selanjutnya
img_title