Ketika Kebebasan Pers Dibelenggu: Siapa yang Sebenarnya Mengontrol Narasi Media?

Manufacturing Consent: The Political Economy of the Mass Media
Sumber :
  • Cuplikan Layar

Chomsky dan Herman mengemukakan dalam buku mereka mengenai lima filter utama yang membentuk bagaimana berita disajikan kepada publik. Lima filter ini menjelaskan bagaimana kepemilikan media yang terkonsentrasi, hubungan media dengan pengiklan, serta pengaruh pemerintah dan kelompok kekuasaan lainnya bekerja bersama-sama untuk menciptakan narasi yang menguntungkan mereka.

Ryu Jun-Yeol dan Sul Kyung-Gu Saling Berhadapan di Film Thriller Netflix ‘The Rat’

Pertama, kepemilikan media yang terpusat memastikan bahwa hanya sedikit perusahaan yang memiliki kontrol atas mayoritas media. Dalam dunia media arus utama, segelintir konglomerat besar yang menguasai sebagian besar saluran berita global menjadi pihak yang memutuskan isi dari berita yang kita konsumsi setiap hari. Dalam banyak hal, keputusan editorial dan penyajian berita sering kali didorong oleh kepentingan bisnis mereka daripada oleh kebutuhan untuk memberikan informasi yang akurat dan seimbang kepada publik.

Kedua, pendanaan media sebagian besar bergantung pada iklan. Karena itu, media arus utama sering kali lebih memilih untuk memberitakan topik yang tidak akan menyinggung pengiklan mereka. Berita yang bisa mempengaruhi reputasi perusahaan atau industri besar sering kali dimanipulasi atau bahkan diredam. Berita-berita yang lebih “ringan” atau tidak kontroversial lebih diutamakan karena mereka tidak menantang pengiklan atau kepentingan bisnis yang ada.

Kisah Para Sufi: Hujjatul Islam, Ketika Al-Ghazali Membuktikan Ruh Lebih Dalam dari Logika

Ketiga, media sering kali bergantung pada pemerintah dan korporasi besar sebagai sumber utama informasi. Ketika media tergantung pada pemerintah atau perusahaan besar untuk mendapatkan data dan narasumber, ada kecenderungan untuk menyajikan berita sesuai dengan keinginan mereka, bukan berdasarkan kebenaran objektif. Hal ini sangat jelas dalam pemberitaan isu-isu politik dan ekonomi, di mana media sering kali menerima informasi dari sumber yang memiliki agenda tertentu.

Keempat, jurnalis yang mencoba mengungkap kebenaran atau mengkritik kekuasaan sering kali menghadapi tekanan. Pemerintah, perusahaan besar, atau bahkan kelompok politik tertentu dapat menekan media atau jurnalis untuk mengubah isi berita atau menghentikan penyelidikan mereka. Dalam beberapa kasus, jurnalis yang terlalu kritis terhadap kekuasaan atau melanggar batas-batas yang ditentukan oleh pemilik media dapat diancam dengan pemecatan atau dilarang mengakses sumber informasi.

Resep Kue Rangin, Jajanan Tradisional Jadul yang Bikin Kangen Masa Kecil

Kelima, ideologi media sering kali mendukung agenda kekuasaan yang lebih besar. Media, meskipun mereka mengklaim bersikap netral, sering kali menyajikan berita dalam kerangka ideologi tertentu yang menguntungkan kelompok penguasa. Ini dapat mencakup penyajian berita yang bias terhadap kepentingan kapitalis, nasionalisme yang ekstrem, atau politik yang mendukung pemerintah atau perusahaan besar. Semua ini mendistorsi fakta yang sebenarnya dan merusak kebebasan berpikir publik.

Contoh Kasus: Perang Irak dan Manipulasi Opini Publik

Halaman Selanjutnya
img_title