Mengupas Sofisme: Seni Berdebat yang Tetap Relevan hingga Era AI
- Handoko/istimewa
Di sisi lain, AI juga telah digunakan untuk menciptakan konten yang tampak asli namun sebenarnya palsu. Contohnya adalah teknologi deepfake, yang dapat membuat video seseorang mengatakan sesuatu yang sebenarnya tidak pernah diucapkan. Ini menimbulkan tantangan besar dalam dunia informasi dan komunikasi.
Namun, di sisi lain, AI juga dapat digunakan untuk mendeteksi dan mencegah penyebaran informasi yang menyesatkan. Dengan algoritma yang tepat, AI dapat mengidentifikasi pola tertentu dalam penyebaran hoaks dan membantu dalam memverifikasi kebenaran informasi.
Dengan kata lain, AI bisa menjadi pedang bermata dua: dapat digunakan untuk memperkuat manipulasi informasi, tetapi juga bisa menjadi alat untuk melawan penyebaran berita palsu.
Sofisme dalam Bisnis dan Dunia Korporasi
Selain dalam politik dan media, prinsip-prinsip sofisme juga banyak digunakan dalam dunia bisnis dan pemasaran. Perusahaan menggunakan strategi komunikasi yang persuasif untuk mempengaruhi keputusan konsumen.
Misalnya, iklan produk sering kali menggunakan narasi yang menarik, meskipun tidak selalu sepenuhnya berdasarkan fakta. Kata-kata seperti "produk terbaik," "paling laris," atau "terbukti efektif" sering kali digunakan untuk menarik perhatian pelanggan, meskipun klaim tersebut mungkin tidak memiliki dasar ilmiah yang kuat.
Konsep ini juga diterapkan dalam negosiasi bisnis. Seorang negosiator yang baik bukanlah mereka yang hanya berbicara berdasarkan fakta, tetapi juga mampu menyusun argumen yang meyakinkan agar pihak lain menerima tawaran yang diberikan.