Kaum Sofis: Pelopor Relativisme yang Menggoyahkan Nilai-Nilai Absolut
- Image Creator/Handoko
Plato dalam karyanya "Gorgias" menggambarkan kaum Sofis sebagai orang-orang yang hanya mengajarkan cara berbicara yang baik tanpa mempertimbangkan aspek moralitas. Ia menilai bahwa kaum Sofis tidak memiliki standar etika yang jelas dan hanya mengajarkan bagaimana memenangkan perdebatan dengan cara apapun.
Sementara itu, Aristoteles juga mengkritik kaum Sofis dalam "Retorika", dengan menyatakan bahwa mereka menggunakan argumen yang bersifat sofistik atau menyesatkan untuk membenarkan sudut pandang tertentu tanpa dasar logika yang kuat.
Namun, meskipun mendapat kritik keras, ajaran kaum Sofis tetap bertahan dan bahkan berkembang dalam berbagai aspek kehidupan modern.
Pengaruh Relativisme Kaum Sofis dalam Dunia Modern
Relativisme yang diperkenalkan oleh kaum Sofis terus berkembang dan memengaruhi berbagai bidang kehidupan, termasuk filsafat, hukum, politik, dan media.
1. Dalam Filsafat
Pemikiran relativisme kaum Sofis menjadi dasar bagi banyak teori filsafat modern, terutama dalam postmodernisme. Para filsuf seperti Michel Foucault dan Jacques Derrida mengembangkan gagasan bahwa kebenaran selalu dikonstruksi oleh kekuasaan dan konteks sosial, bukan sesuatu yang bersifat mutlak.
2. Dalam Hukum dan Politik
Konsep relativisme juga berpengaruh dalam sistem hukum dan politik. Di banyak negara, hukum sering kali disesuaikan dengan nilai-nilai sosial yang terus berubah, bukan berdasarkan standar moral yang tetap. Misalnya, pandangan tentang hak asasi manusia, pernikahan, atau kebebasan berbicara yang berbeda-beda antara satu negara dengan negara lain.