Menelisik Pergeseran Fokus BRICS: Dari Dedolarisasi Menuju Dominasi Artificial Intelligence (AI), Apa Maknanya?

Menteri Luar Negeri Sugiono dalam Pertemuan KTT BRICS di Kazan
Sumber :
  • Kementerian Luar Negeri RI

Jakarta, WISATA - BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan) terus menjadi sorotan dalam tatanan ekonomi global. Setelah menekankan pentingnya dedolarisasi dalam mengurangi dominasi dolar AS, kini kelompok negara berkembang ini mulai mengalihkan perhatian ke teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI). Langkah ini mencerminkan ambisi BRICS untuk tidak hanya menjadi kekuatan ekonomi alternatif, tetapi juga pemimpin inovasi teknologi global. Pergeseran fokus ini memiliki implikasi mendalam terhadap ekonomi dunia, termasuk bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia.

Dinamika Ekonomi Digital di Era Informasi: Perspektif Manuel Castells

Mengapa BRICS Beralih ke Teknologi AI?

Keputusan BRICS untuk berfokus pada teknologi AI tidak terlepas dari dinamika global. Kecerdasan buatan telah menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi modern, mendorong inovasi di berbagai sektor seperti manufaktur, layanan kesehatan, pendidikan, dan keuangan. Dengan AI, negara-negara dapat meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya, dan menciptakan lapangan kerja baru berbasis teknologi.

Permintaan Data Center di ASEAN: Malaysia dan Indonesia Jadi Pusat Perhatian Dunia Teknologi

1. Potensi Ekonomi yang Besar
Menurut laporan PwC, AI dapat menambah hingga 15,7 triliun dolar AS ke ekonomi global pada tahun 2030. BRICS, yang memiliki populasi lebih dari 40% penduduk dunia, memiliki peluang besar untuk memanfaatkan teknologi ini demi mempercepat pertumbuhan ekonomi mereka. China, misalnya, sudah menjadi salah satu pemimpin global dalam inovasi AI, dengan perusahaan seperti Alibaba, Tencent, dan Baidu yang terus memimpin dalam pengembangan teknologi berbasis AI.

2. Meningkatkan Kemandirian Teknologi
Salah satu alasan utama di balik fokus pada AI adalah untuk mengurangi ketergantungan pada teknologi dari negara-negara maju. Rusia, misalnya, menghadapi sanksi ekonomi yang mendorong mereka untuk mengembangkan teknologi dalam negeri, termasuk AI. Begitu pula India, yang berupaya memperkuat sektor teknologi mereka melalui inisiatif seperti Digital India dan Make in India.

10 Profesi Masa Depan yang Tidak Hanya Menjanjikan Gaji Besar, Tapi Juga Dampak Positif

3. Kompetisi Global
BRICS menyadari bahwa dominasi teknologi, termasuk AI, akan menjadi penentu utama kekuatan global di masa depan. Dengan berinvestasi dalam AI, BRICS ingin bersaing langsung dengan kekuatan teknologi tradisional seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa.

Strategi BRICS dalam Meningkatkan Teknologi AI

Halaman Selanjutnya
img_title