INFO HAJI: Garudaku, Akhirnya...Mendarat Darurat di Jedah

Suasana di Dalam Pesawat Garuda Menuju Madinah
Sumber :
  • Christiyanto

Wisata – Perjalanan untuk menunaikan ibadah haji pada tahun ini dimulai. Umat muslim dari berbagai Negara berdatangan ke tanah suci, seperti air bah yang merambah daratan, begitu banyak dan bergantian. Demikian pula para Jemaah haji dari Indonesia. Para tamu Allah ini, berdatangan dari berbagai embarkasi haji di sejumlah daerah, termasuk dari embarkasi Pondok Gede, Jakarta Timur.

KUALIFIKASI PIALA DUNIA 2026: Kurang 1 Bintang Naturalisasi, Tinggal Maarten Paes yang Belum Gabung

Hari itu, saya dan jemaah haji Kramat Jati Kloter 6 Rombongan 8 lainnya yang berasal dari Jakarta Timur terbang ke Madinah, Arab Saudi dengan pesawat Garuda. Kami take off dari  Bandara Soekarno Hatta di Jakarta pada 25 Mei 2023 pukul 11.50 WIB.

Diperkirakan, pesawat akan mendarat di Bandara Udara Internasional Pangeran Mohammad bin Abdul Aziz-Madinah, pukul 5.30 Waktu Arab Saudi (WAS).

KUALIFIKASI PIALA DUNIA 2026: 12 Pemain Mendarat di Jedah, Timnas Langsung Latihan Minggu Malam

Saya mencoba menikmati penerbangan panjang pertama saya ini dengan berdzikir, menonton video manasik haji dan mengobrol ringan dengan Pak Masna, teman duduk selama perjalanan.

Dalam penerbangan sekitar sembilan jam ini, saya cukup terhibur dengan teriakan yel-yel jemaah haji dari Pulogadung dan Kramat Jati.

INFO HAJI 2024: Sabtu ini, 20 Kloter Haji Pulang ke Solo, Surabaya, Makassar, Jakarta, Palembang Dll

"Jemaah Haji Kramat Jati!", kata Pak Rusdi, memimpin yel-yel dengan suaranya yang lantang.

Para Jemaah pun menjawab, "Sehat, Mabrur, Berkah.....", diakhiri dengan  tertawa bahagia para jemaah.

Yel-yel Kramat Jati sebagai respon terhadap  yel-yel yang disampaikan jemaah haji dari Kecamatan Pulogadung.

Selama perjalanaan panjang, saya juga terhibur dengan keramahan para pramugari yang dengan sigap dan cekatan memenuhi kebutuhan kami, para jemaah haji.

"Bapak minumnya apa?, Ibu?"

"Ada apa aja?", tanya saya.

"Teh, jus jambu, lemon."

"Saya jus jambu."

"Pakai es?"

"Sedikit aja."

Penampilan para pramugari itu berbeda dengan penampilan pramugari pada penerbangan Garuda yang reguler. Kalau di penerbangan reguler, biasanya memakai batik atau kebaya dan bawahan panjang dengan belahan cukup tinggi.

Tapi dalam penerbangan haji kali ini, para pramugari memakai kebaya hitam dengan kerudung warna biru. Sementara pramugaranya, memakai jas dan peci hitam sehingga terlihat Islami.

Kami mendapat dua kali makan plus snack. Makan pertama menunya ikan dengan sayur dan pudding, sedangkan pada sesi makan kedua, dengan ayam dan oreg tempe. Nasinya empuk cenderung lembek plus bolu. Cocok buat saya.

"Cuaca di Madinah sedang kurang baik”, ujar kru pesawat.

""Kita akan menunggu sekitar 20 menit", lanjutnya.

Selama dalam penerbangan, sejumlah petugas memandu peregangan kepada para jemaah haji beberapa kali. Lumayan membantu otot-otot kendur kembali.

Para jemaah yang membutuhkan ke kamar kecil, bergantian menggunakan toilet di pesawat. Di bagian depan, ada dua toilet dan di belakang juga ada dua. Cukup bagi penumpang untuk membuang hajat meskipun harus antre satu atau dua orang.

Saya dan para jemaah lainnya menjalankan salat zuhur dan asar dijamak dan qasar.

Wudhunya, bagaimana?

Kami bertayamum terlebih dahulu, setiap akan melakukan salat, bertayamum dulu.

"Sekali tayamum berlaku untuk satu salat. Kalau salat lagi, tayamum lagi", kata Pak  Masna menjelaskan kepada Ibu Rokiyah, istrinya.

Karena faktor cuaca yang kurang nyaman, gerak pesawat seperti mobil saat melintasi jalan berbatu jreg...jreg..jreg.... Keringet dingin mengucur dari tubuh saya. Perut mual seperti mau muntah. Di sisi lain, saya sangat ingin buang air besar. Sementara tanda sabuk pengaman di dinding pesawat masih menyala merah. Artinya penumpang tidak boleh melepas sabuk dan berjalan-jalan di pesawat.

Bu Dedeh, istri saya merasakan pusing, mual dan muntah-muntah. Mabuk udara. Saya lihat sejumlah penumpang mengalami hal serupa.

"Untuk keselamatan penumpang, pesawat akan mendarat di Jedah."

Jreeeeng....Pikiran saya dan juga mungkin banyak jemaah lainnya mempunyai pikiran yang sama. Bahwa dari Jedah ke Madinah akan naik bus. Kebayang enam jam perjalanan yang akan sangat melelahkan.

Dan akhirnya, pesawat mendarat dengan mulus…

"Penumpang harap tetap di pesawat sampai ada informasi selanjutnya."

Kami pun tetap berada di pesawat, sampai kemudian ada informasi pesawat segera take off lagi menuju Madinah.

"Alhamdulillah....."

Garuda pun terbang kembali menuju Bandara Udara Internasional Pangeran Mohammad bin Abdul Aziz-Madinah. Kamipun tiba di kota Nabi sekitar pukul 10.30 WAS