Buruh Tani Dibayar Murah: Siapa Peduli Nasib Pejuang Pangan Kita?

Buruh Tani di Indonesia Siapa yang Perhatikan Nasibnya
Sumber :
  • tvonews.com

Malang, WISATA - Profesi buruh tani, yang menjadi tulang punggung sektor pertanian Indonesia, menghadapi tantangan besar. Dengan upah yang rendah, minimnya dukungan pemerintah, dan ketidakstabilan harga hasil panen, keberlanjutan hidup mereka terancam. Situasi ini tak hanya memengaruhi kesejahteraan petani, tetapi juga ketahanan pangan nasional yang bergantung pada kerja keras mereka.

Subsidi Tak Tepat Sasaran? Mengapa Biaya Produksi Beras di Indonesia Masih Tinggi

Upah Rendah dan Biaya Produksi Tinggi

Buruh tani di Indonesia mendapatkan upah harian rata-rata hanya sekitar Rp25.000 hingga Rp35.000, jauh di bawah standar kebutuhan hidup layak. Ironisnya, biaya produksi seperti pupuk, pestisida, dan teknologi pertanian terus meningkat. Misalnya, harga pupuk naik sebesar 20% dalam beberapa tahun terakhir, yang memberatkan petani kecil. Selain itu, sebagian besar petani tidak memiliki lahan sendiri dan harus menyewa dengan biaya rata-rata Rp12 juta per musim tanam

Produktivitas Sawah Indonesia Kalah Jauh, Apa Rahasia Negara Produsen Beras Utama?

Peran Buruh Tani dalam Ketahanan Pangan

Indonesia membutuhkan 22 juta ton beras per tahun untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional. Namun, harga gabah di tingkat petani terus menurun, dari Rp6.300 menjadi Rp4.000 per kilogram pada awal 2024. Hal ini diperparah oleh sistem distribusi yang dikuasai oleh tengkulak, yang mengambil keuntungan besar dan merugikan petani.

Ketergantungan Beras dan Potensi Krisis Pangan: Sudahkah Indonesia Siap?

Regenerasi Petani yang Terancam

Profesi buruh tani kini dianggap tidak menarik oleh generasi muda. Dengan pendapatan yang rendah dan minimnya modernisasi, sektor ini menjadi pilihan terakhir. Jika regenerasi petani tidak segera diatasi, Indonesia bisa menghadapi krisis pangan yang serius di masa depan.

Kebijakan Pemerintah yang Kurang Optimal

Meski Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani telah diterbitkan, implementasinya masih lemah. Dukungan seperti asuransi pertanian dan harga pembelian minimum belum sepenuhnya dijalankan. Selain itu, program pemerintah untuk modernisasi pertanian seringkali tidak menjangkau petani kecil, yang merupakan mayoritas.

Solusi yang Diperlukan

Untuk memperbaiki kondisi buruh tani, langkah-langkah berikut dapat diambil:

  1. Regulasi Harga Minimum: Pemerintah perlu menetapkan harga pembelian minimum untuk produk pertanian guna melindungi petani dari permainan harga pasar.
  2. Subsidi dan Asuransi Pertanian: Memberikan akses mudah ke subsidi pupuk dan pestisida serta memperluas cakupan asuransi pertanian.
  3. Peningkatan Infrastruktur: Meningkatkan akses jalan, irigasi, dan teknologi untuk mempermudah proses pertanian dan distribusi hasil panen.
  4. Edukasi dan Modernisasi: Mengedukasi petani tentang teknik pertanian modern dan memberikan akses ke alat-alat yang lebih efisien.

Dengan perhatian lebih terhadap buruh tani, Indonesia dapat memperkuat ketahanan pangan nasional dan memperbaiki taraf hidup para pejuang pangan kita. Keberlanjutan sektor pertanian adalah tanggung jawab bersama yang harus segera diwujudkan.