PMI Indonesia September 2024: Indikator Ekonomi Masih Terkontraksi, Apa Artinya bagi Industri?

Purchasing Managers’ Index (PMI) Indonesia
Sumber :
  • Kemenko perekonomian

Adapun stok barang jadi di gudang (stocks of finished goods) juga menunjukkan sedikit penurunan, namun masih berada di level ekspansif. Pada bulan September, stok barang jadi tercatat sebesar 50,2, turun dari 51,7 pada bulan Agustus. Ini menandakan bahwa meskipun ada penurunan, penumpukan stok barang jadi belum terlalu mengkhawatirkan.

Ikan Tilapia: Komoditas Strategis untuk Ketahanan Pangan dan Ekspor Global

Harga Input dan Output yang Menekan Margin Keuntungan

Harga input atau bahan baku tetap tinggi pada bulan September 2024. Nilai harga input tercatat sebesar 56,9, sedikit turun dari 57,7 pada bulan Agustus, tetapi masih berada di atas ambang batas 50 yang menandakan inflasi harga bahan baku. Penyebab utama kenaikan ini adalah kenaikan harga dari supplier yang terdampak oleh nilai tukar mata uang yang masih tinggi.

Mengapa PMI Indonesia Masih Terjebak di Zona Kontraksi: Sebuah Analisis Mendalam

Kondisi pasar yang lesu memaksa banyak perusahaan untuk menurunkan harga jual mereka guna menarik minat pembeli. Hal ini tercermin dari penurunan harga output yang mencapai 49,9 pada bulan September, turun dari 51,9 pada bulan sebelumnya. Penurunan harga ini tentu menekan margin keuntungan perusahaan, yang semakin sulit di tengah kondisi pasar yang tidak menentu.

Optimisme dan Harapan untuk Masa Depan

Memahami Regulasi Investasi Asing di Indonesia untuk Sektor Teknologi dan Manufaktur

Meski data menunjukkan bahwa sektor manufaktur masih mengalami kontraksi, ada secercah optimisme dari para pelaku industri. Hal ini terlihat dari peningkatan laju penyerapan tenaga kerja yang kembali ke level optimis, mencapai 50,5 pada bulan September 2024, naik dari 49,1 pada bulan Agustus. Peningkatan ini menandakan bahwa perusahaan masih melihat prospek positif untuk masa depan, meskipun saat ini mereka tengah menghadapi berbagai tantangan.

Selain itu, peningkatan pada angka penyerapan tenaga kerja juga berdampak positif pada penyelesaian backlog pekerjaan. Backlogs of work (tumpukan pekerjaan yang belum terselesaikan) naik menjadi 49,0 pada bulan September dari 48,8 pada bulan sebelumnya, menunjukkan adanya peningkatan efisiensi dalam penyelesaian pekerjaan.

Halaman Selanjutnya
img_title