FOPO: Ketakutan Akan Opini Orang Lain sebagai Ancaman Baru di Era Media Sosial

Gaya Hidup YOLO, FOMO dan FOPO
Sumber :
  • Image Creator Bing/Handoko

Sebuah survei oleh Pew Research Center menunjukkan bahwa 69% remaja merasa tekanan untuk tampil sempurna di media sosial. Hal ini menciptakan siklus di mana mereka berusaha keras untuk memenuhi harapan orang lain, sering kali mengorbankan kesehatan mental mereka.

Mengapa Pemerintah Tampak Abai terhadap Merebaknya Gaya Hidup YOLO, FOMO, dan FOPO?

Mengatasi FOPO: Langkah-Langkah untuk Masyarakat

Untuk mengatasi fenomena FOPO, penting bagi masyarakat, terutama orang tua dan pendidik, untuk memberikan edukasi tentang media sosial yang sehat. Beberapa langkah yang dapat diambil meliputi:

  • Membangun Kesadaran Masyarakat perlu menyadari dampak negatif dari FOPO dan pentingnya keseimbangan dalam penggunaan media sosial. Edukasi tentang kesehatan mental dapat membantu individu mengenali tanda-tanda FOPO.
  • Mendorong Autentisitas Dorong anak muda untuk menjadi diri mereka sendiri dan tidak merasa tertekan untuk memenuhi ekspektasi orang lain. Hal ini dapat dilakukan dengan mengajak mereka untuk berbagi pengalaman yang nyata dan jujur di media sosial.
  • Mengurangi Penggunaan Media Sosial Batasi waktu yang dihabiskan di media sosial dan pilihlah platform yang lebih positif. Dengan mengurangi waktu di media sosial, individu dapat lebih fokus pada kehidupan nyata dan hubungan yang lebih sehat.
Benarkah Gaya Hidup YOLO, FOMO, dan FOPO Memicu Merebaknya Judi Online dan Pinjaman Online?

FOPO adalah ancaman baru di era media sosial yang harus dihadapi oleh masyarakat. Ketakutan akan opini orang lain dapat menyebabkan dampak negatif yang signifikan pada kesehatan mental, terutama di kalangan generasi muda. Dengan menyebarkan kesadaran dan mendorong autentisitas, kita dapat membantu mengurangi dampak FOPO dan menciptakan lingkungan media sosial yang lebih sehat.