Deforestasi Global Dilarang! Uni Eropa Ambil Kendali, Apa yang Akan Terjadi Selanjutnya?

Stop Produk Deforestasi
Sumber :
  • Image Creator Bing/Handoko

Jakarta, WISATA - Uni Eropa (UE) telah membuat keputusan monumental dengan memberlakukan regulasi ketat untuk mencegah produk hasil deforestasi memasuki pasar Eropa. Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya global dalam memerangi perubahan iklim dan melindungi keanekaragaman hayati, dengan menargetkan komoditas seperti minyak kelapa sawit, daging sapi, kedelai, kopi, dan kayu yang terkait langsung dengan penggundulan hutan.

Peraturan Deforestasi Uni Eropa: Solusi Lingkungan atau Bumerang Ekonomi?

Kebijakan ini akan memaksa produsen dan eksportir untuk memastikan produk yang mereka jual ke pasar UE tidak berasal dari lahan yang mengalami deforestasi. Bagi banyak negara berkembang seperti Indonesia dan Brasil, yang menjadi eksportir utama komoditas tersebut, aturan baru ini menimbulkan tantangan besar. Namun, apa yang akan terjadi selanjutnya?

Mengapa Uni Eropa Memberlakukan Aturan Ini?

Dampak Ekonomi Global: Akankah Indonesia Terjerumus dalam Krisis dan Kekacauan Politik?

Uni Eropa merupakan salah satu kawasan dengan tingkat kesadaran lingkungan yang tinggi. Berdasarkan data dari European Parliament, UE bertanggung jawab atas 10% dari deforestasi global yang terjadi melalui rantai pasoknya . Menanggapi krisis iklim yang semakin serius, UE merasa perlu mengambil tindakan tegas untuk mengurangi jejak karbon mereka.

Langkah ini juga didukung oleh tuntutan konsumen di Eropa yang semakin peduli terhadap keberlanjutan dan ingin memastikan bahwa produk yang mereka beli tidak berkontribusi pada kerusakan lingkungan. Sejalan dengan Paris Agreement, UE berkomitmen untuk mencapai emisi karbon net-zero pada tahun 2050, dan kebijakan baru ini diharapkan dapat membantu mencapai target tersebut.

Teknologi, Iklim, dan Politik: Tiga Megatren yang Mengguncang Industri Global

Dampak Bagi Negara-Negara Eksportir

Indonesia, Brasil, Malaysia, dan negara-negara produsen lainnya kini harus menghadapi tantangan besar untuk memenuhi standar baru ini. Sebagai salah satu penghasil minyak sawit terbesar, Indonesia bisa sangat terdampak. Minyak kelapa sawit merupakan salah satu produk andalan ekspor Indonesia, dengan nilai ekspor mencapai USD 20,7 miliar pada tahun 2021 .

Halaman Selanjutnya
img_title