INFO HAJI: Pengalaman Masuk Raudhah Melalui Skema Tasrih
- Maman Abdurahman
Pada hari yang ditentukan, kami berkumpul di satu titik yang disepakati. Kami berkumpul di gerbang 327. Di sana ada Petugas Pembimbing Ibadah, Ketua Kloter, Karom dan petugas haji lainnya.
Para jemaah diminta untuk berbaris rapi. Sebelum berangkat, Kiai Nur Alam, Petugas Pembimbing Ibadah, memberi pembekalan kepada para Jemaah.
"Kita nih, ziarah tenang, gak usah tergopoh-gopoh, gak usah berebut karena sekarang ada sistem tasrih”, jelas Kiai Nur Alam, Pembimbing Ibadah saat menjelaskan cara-cara berziarah ke Makam Rasulullah.
Setelah selesai pembekalan, lebih tepatnya briefing, kami bergerak menuju pintu masuk Raudhah. Terus terang, saya tidak tahu, siapa yang membawa tasrih dan yang memimpin rombongan ini. Bersama kami ada Kiai, Ketua Kloter dan petugas haji yang memakai baju putih.
Kami bergerak dari gerbang 327 terus melewati sejumlah pintu 26, 15 sampai pintu satu atau Babussalam. Tak jauh dari situ, rombongan berbelok ke kiri bersama rombongan lainnya.
Perjalanan sangat padat, berdesak-desakan, penuh. Jemaah memasuki pintu yang dijaga ketat. Ternyata kami tidak bisa masuk ke Raudhah. Hanya bisa melewati Raudhah dan mengirim doa kepada Rasulullah sambil berjalan. Dan akhirnya kami keluar kembali. Kami salah masuk pintu.
Kami para jemaah merasa kehilangan pemimpin dalam rombongan. Ada rasa sesak di hati ini. Tapi tak kuasa dilontarkan. Akhirnya kami terus berjalan menuju pintu 37. Setelah dilanda kebingungan yang amat sangat. Di sana sudah mengular antrean yang sangat panjang.