Apa yang Harus Diketahui Investor Asing di Sektor Teknologi dan Manufaktur?
- Image Creator/Handoko
Sektor manufaktur tetap menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia, dengan kontribusi yang signifikan terhadap PDB dan lapangan kerja. Investasi di sektor manufaktur didorong oleh kebijakan pemerintah yang berfokus pada modernisasi industri melalui teknologi Industri 4.0 dan peningkatan kualitas sumber daya manusia.
1. Revolusi Industri 4.0: Modernisasi Sektor Manufaktur
Melalui inisiatif Making Indonesia 4.0, pemerintah berkomitmen untuk mengubah sektor manufaktur menjadi lebih kompetitif di pasar global melalui otomatisasi dan digitalisasi. Sektor-sektor seperti otomotif, elektronik, makanan dan minuman, serta tekstil menjadi fokus utama dari transformasi ini. Penggunaan teknologi canggih seperti robotika, sensor pintar, dan AI diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan menurunkan biaya produksi.
Pada tahun 2023, sektor manufaktur menyumbang 19,7% terhadap PDB Indonesia, dan angka ini diproyeksikan terus meningkat dengan adanya transformasi teknologi. Investasi di sektor ini juga didukung oleh insentif pajak bagi perusahaan yang berinvestasi dalam riset dan pengembangan (R&D), yang bertujuan untuk mendorong inovasi lokal dan memperkuat daya saing produk Indonesia di pasar internasional.
2. Pembangunan Kawasan Industri dan Zona Ekonomi Khusus (KEK)
Selain modernisasi teknologi, pemerintah juga terus memperluas Kawasan Industri dan Zona Ekonomi Khusus (KEK) sebagai strategi untuk menarik lebih banyak investasi asing. KEK ini menyediakan berbagai fasilitas bagi perusahaan, termasuk insentif pajak, kemudahan perizinan, serta infrastruktur yang mendukung kegiatan produksi dan ekspor. Dengan adanya fasilitas ini, Indonesia berupaya untuk meningkatkan daya saingnya di pasar manufaktur global dan menarik perusahaan multinasional untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat produksi mereka di Asia.
Risiko yang Perlu Diperhatikan oleh Investor