Enkripsi Saja Tidak Cukup: Langkah Penting yang Sering Dilewatkan dalam Keamanan Cloud

Ilustrasi Data Center dan Cloud
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Jakarta, INTI - Enkripsi telah lama dianggap sebagai salah satu langkah paling penting dalam melindungi data di cloud. Dengan mengenkripsi data, perusahaan dapat memastikan bahwa hanya pihak yang berwenang yang dapat mengakses informasi sensitif mereka. Namun, di tengah meningkatnya ancaman siber, apakah enkripsi saja cukup untuk melindungi data di cloud?

Begini Cara China dan Amerika Serikat Lindungi Negara dari Ancaman Serangan Cyber

Dalam dunia yang semakin terhubung, enkripsi memang merupakan fondasi penting dari keamanan data. Namun, seiring dengan semakin canggihnya metode serangan siber, enkripsi saja tidak lagi cukup. Ada banyak langkah tambahan yang perlu diambil untuk memastikan keamanan data di cloud, dan sayangnya, langkah-langkah ini sering kali diabaikan.

Salah satu kesalahan umum yang sering dilakukan oleh perusahaan adalah menganggap enkripsi sebagai solusi satu-satunya untuk semua masalah keamanan. Meskipun enkripsi dapat melindungi data saat transit atau saat disimpan di cloud, enkripsi tidak dapat melindungi data dari serangan yang terjadi sebelum atau setelah data tersebut dienkripsi. Misalnya, jika seorang penyerang berhasil mendapatkan akses ke kredensial pengguna, mereka bisa saja melewati enkripsi dan mengakses data langsung.

Kedaulatan Data Nasional: Langkah Strategis Menuju Ekonomi Digital Berdaya Saing

Langkah penting lainnya yang sering diabaikan adalah pengelolaan kunci enkripsi. Kunci enkripsi adalah "kata sandi" yang digunakan untuk mengenkripsi dan mendekripsi data. Jika kunci ini jatuh ke tangan yang salah, seluruh keamanan enkripsi bisa saja runtuh. Oleh karena itu, pengelolaan kunci enkripsi harus dilakukan dengan hati-hati, termasuk penyimpanan kunci di lokasi yang aman dan penggunaan teknologi manajemen kunci yang canggih.

Selain itu, autentikasi multi-faktor (MFA) adalah langkah lain yang sangat penting dalam melindungi data di cloud. MFA menambahkan lapisan keamanan tambahan dengan meminta pengguna untuk memberikan dua atau lebih bukti identitas sebelum mereka dapat mengakses data. Ini bisa berupa kombinasi kata sandi dan kode yang dikirim ke ponsel pengguna, atau bahkan penggunaan biometrik seperti sidik jari atau pengenalan wajah.

Keamanan Data di Era Digital: Haruskah Indonesia Menyimpan Data di Dalam Negeri?

Menurut laporan dari Verizon Data Breach Investigations Report, lebih dari 80% pelanggaran data disebabkan oleh kredensial yang lemah atau dicuri. Ini menunjukkan betapa pentingnya memiliki kebijakan keamanan yang kuat terkait kata sandi dan autentikasi. Selain MFA, perusahaan juga harus memastikan bahwa mereka menggunakan kata sandi yang kuat dan mengubahnya secara rutin.

Monitoring dan deteksi ancaman juga merupakan langkah penting yang sering diabaikan. Mengandalkan enkripsi saja tidak akan cukup jika perusahaan tidak memiliki sistem untuk mendeteksi dan merespons ancaman secara real-time. Teknologi seperti kecerdasan buatan dan pembelajaran mesin dapat digunakan untuk mengidentifikasi pola-pola yang mencurigakan dan memberikan peringatan dini sebelum serangan terjadi.

Halaman Selanjutnya
img_title