Zayed Award Human Fraternity Bidang Persaudaraan Kemanusiaan untuk Muhammadiyah dari Mesir
- rri.co.id
Jakarta, WISATA – Pimpinan Pusat Muhammadiyah telah menerima Zayed Award Human Fraternity (ZAHF) Bidang Persaudaraan Kemanusiaan. Penghargaan itu diberikan Grand Syekh Al Azhar Mesir, Ahmad Al Thayyeb, saat berkunjung ke Kantor Muhammadiyah, Kamis (11/7/2024).
“Umat Islam sangat berutang jasa kepada Muhammadiyah. Muhammadiyah berhak atas penghargaan internasional Zayed Award,” kata Syekh Thayyeb dalam siaran pers Muhammadiyah, Jumat (12/7/2024).
Menurutnya, penghargaan itu lebih kecil daripada apa yang seharusnya didapatkan oleh Muhammadiyah. Sebab, kontribusi Muhammadiyah dalam hal pendidikan, sosial, dakwah, dan mempromosikan perdamaian dunia sangat besar.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir menyambut baik penghargaan yang diberikan keluarga besar Al Azhar. Al Azhar menurutnya telah menjadi role model bagi Muhammadiyah, dalam pengembangan pendidikan dan penyebaran Islam.
“Al Azhar bagi kami dan bahkan bagi Umat Islam bangsa Indonesia sudah lekat dalam sejarah perjalanan dunia. Kami yakin dan tahu, belajar dari sejarah bahwa Al Azhar adalah salah satu dari tonggak peradaban Islam,” ujarnya.
Haedar pun menyampaikan, hubungan Muhammadiyah dan Al Azhar sangatlah lekat. Sebab, pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan belajar dan menyerap ide-ide dari Muhammad Abduh Al Azhar.
Tokoh besar Muhammadiyah lainnya juga menimba ilmu di sana. Salah satunya adalah Ketua Muhammadiyah tahun 1937-1942, KH Mas Mansur.
Prof Kahar Muzakir, Pahlawan Nasional dari Muhammadiyah juga lulusan Al Azhar dan menjadi diplomat setelah Indonesia merdeka. Buya Hamka pada tahun 1958 bahkan mendapat gelar dari Al Azhar, setingkat doktor Honoris Causa.
“Ini menunjukan betapa rekat dan lekatnya Muhammadiyah dengan Al Azhar,” ucapnya. Oleh karena itu, kunjungan ini memberi muatan bagi Muhammadiyah dan Al Azhar untuk terus menyebarluaskan ide-ide wasatiyatul Islam.
“Bagi kami bahwa ayat wa kazalika jaalnakum ummataw wasatal terkait dengan litakunu syuhada'a alan-nasi," katanya. "Yakni umat wasatiyah, yang tengahan itu bukan hanya adil, baik, unggul, tetapi maju dan syahid bagi peradaban manusia”.
Haedar memberi penghargaan tinggi atas kiprah Grand Syekh Al Azhar yang telah mempelopori wasatiyatul (ketegasan bersikap adil) Islam. Bahkan, bersama Paus Fransiskus terus bergerak untuk menjaga bandul wasatiyah, di tengah dunia global yang penuh dengan ekstrimitas.
Ia berharap, Grand Syekh Al Azhar bersama tokoh-tokoh dunia mewujudkan Palestina merdeka, dan tata dunia baru yang damai. Hal ini sebagai bukti bahwa Islam atau dunia Islam adalah pelopor, garda terdepan untuk memberi solusi.
Sumber: rri.co.id