Indonesia dan Tiongkok Sepakat Perkuat Kerja Sama Industri

Indonesia dan China Dukung Industri Bersama
Sumber :
  • Kementerian Perindustrian

Jakarta, WISATA – Kerja sama industri antara Indonesia dan Tiongkok terus diperkuat di berbagai subsektor, dengan memanfaatkan peluang serta kemudahan investasi di Indonesia. Dalam kunjungan ke Republik Rakyat Tiongkok (RRT) pada 12-13 Juni 2024, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengadakan pertemuan dengan Menteri Perindustrian dan Teknologi Informasi (MIIT) RRT, Mr. Jin Zhuanglong, dan jajarannya. Pada pertemuan tersebut, Menperin menyampaikan situasi bisnis di Indonesia yang sangat strategis bagi perusahaan-perusahaan Tiongkok untuk menjalankan aktivitas industrinya.

Kerja Sama Strategis Indonesia-Tiongkok: Memperkuat Ekonomi, Lingkungan Lewat Kesepakatan Bilateralr

Dalam pertemuan tersebut, Menperin dan MIIT membahas beberapa isu industri yang diharapkan dapat dikembangkan dalam kerja sama kedua belah pihak, yaitu industri otomotif dan industri petrokimia. Menperin menyebutkan bahwa industri Battery Electric Vehicle (BEV) asal Tiongkok berkontribusi luar biasa terhadap perkembangan ekosistem Electric Vehicle (EV) di Indonesia.

“Dari enam industri BEV yang beroperasi di Indonesia, empat di antaranya merupakan industri BEV asal Tiongkok. Hal ini tidak hanya menunjukkan kepercayaan industri Tiongkok terhadap pasar Indonesia, tetapi juga memperkuat hubungan ekonomi kedua negara yang semakin erat,” ujar Menperin di Beijing, Rabu (12/6).

Indonesia-Tiongkok Dorong Industri Kendaraan Listrik dan Semikonduktor

Peluang bagi industri EV di Indonesia masih sangat luas. Sejalan dengan kebijakan pemerintah sejak tahun 2019, industri otomotif Indonesia telah mulai mengembangkan teknologi maju yang berorientasi ramah lingkungan dan rendah emisi, dengan prioritas utama pada mobil listrik berbasis baterai (BEV).

Menperin menyampaikan bahwa Indonesia merupakan pilihan paling strategis sebagai pusat produksi dan ekspor kendaraan listrik, khususnya kendaraan setir kanan yang bisa diekspor ke 54 negara pengguna. Ia juga mendorong industri mobil listrik Tiongkok untuk meningkatkan kontribusi industri otomotif terhadap nilai ekspor melalui ekspor kendaraan BEV, serta menjajaki penggunaan baterai sel Nickel Manganese Cobalt (NMC) dalam negeri.

Menyikapi Kebijakan Moneter Bank Indonesia: Strategi untuk Investor Sektor Teknologi dan Indonesia

Untuk industri petrokimia, Menperin melihat peluang investasi baru yang sangat terbuka dan menguntungkan, terutama bagi para investor yang sudah berpengalaman di sektor industri petrokimia. Saat ini, kapasitas industri petrokimia nasional mencapai lebih dari 14 juta ton per tahun, tetapi masih belum mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri. Hal ini mendorong total impor produk petrokimia mencapai 8,5 juta ton dengan nilai USD 9,5 miliar, meningkat signifikan dari tahun 2022 yang mencapai 7,75 juta ton.

“Kami memahami bahwa RRT merupakan salah satu pemain global petrokimia yang berhasil mengoptimalkan berbagai sumber daya migas dan batubara menjadi produk-produk kimia yang unggul. Oleh karena itu, kami mengundang para investor asal RRT dengan tangan terbuka untuk berinvestasi di sektor industri petrokimia di Indonesia dan saya memastikan kemudahan berinvestasi di Indonesia,” tegas Menperin.

Halaman Selanjutnya
img_title