Menikmati Hangatnya Soto Kesambi, Warisan Kuliner yang Melegenda di Salatiga

Soto Kesambi Gladagan Salatiga
Sumber :
  • https://gastronomy.salatiga.go.id/

Salatiga, WISATA - Menyantap soto untuk sarapan pagi sudah menjadi tradisi bagi masyarakat di Salatiga, Jawa Tengah. Bagi yang pernah singgah di kota ini, pemandangan gerobak dan warung soto di berbagai sudut jalan tentu menjadi hal yang biasa. Dari sekian banyak tempat makan, ada satu yang tak pernah sepi pengunjung, yaitu Rumah Makan Soto Kesambi di Jalan Bladakan.

Rumah makan ini bukan hanya terkenal di kalangan warga Salatiga, tetapi juga menjadi favorit bagi mereka yang datang dari kota-kota besar seperti Semarang, Yogyakarta, Solo, bahkan Jakarta. Saat musim liburan atau momen mudik, antrean kendaraan berpelat nomor luar kota di depan rumah makan ini menjadi pemandangan rutin.

Kesederhanaan yang Menggoda Selera

Menu di Soto Kesambi sangat sederhana: seporsi nasi putih hangat, soto dengan kuah bening, suwiran ayam, taoge, taburan seledri, dan daun bawang. Namun, kesederhanaan ini justru menjadi daya tarik tersendiri. Soto ini bisa dinikmati bersama aneka lauk seperti ayam goreng, tempe goreng, jeroan, hingga perkedel.

Uniknya, masyarakat Salatiga memiliki kebiasaan menyantap soto dengan tambahan kerupuk karak. Kerupuk ini memiliki bentuk kotak lebar dengan warna kecokelatan. Cara makannya pun khas: kerupuk karak diremukkan di genggaman tangan, lalu ditaburkan di atas soto.

Ada juga menu spesial bernama "rongkong," yaitu bagian dada ayam betina yang masih utuh bersama bakal telurnya. Telur tersebut berbentuk bulatan kuning tanpa cangkang, menciptakan pengalaman rasa yang unik.

Sejarah Soto Kesambi: Nostalgia yang Tak Pernah Pudar

Nama Soto Kesambi berasal dari lokasi awal rumah makan ini, yang terletak di Jalan Kesambi pada tahun 1970-an. Saat itu, tempat makan ini hanya berupa kios kecil. Kini, meski telah pindah ke Jalan Bladakan, cita rasa dan tradisinya tetap dipertahankan.

Handayani, pemilik generasi kedua rumah makan ini, bercerita bahwa warung ini adalah warisan dari orang tuanya. Salah satu tradisi yang tetap dipertahankan adalah cara menghitung uang dengan kapur tulis di atas meja kayu, yang menjadi ciri khas sejak awal berdirinya.

Ornamen rumah makan juga masih asli, dengan kusen bercat hijau dan dinding penyekat yang memberikan suasana nostalgia. Mangkuk kecil berwarna putih dan sendok bebek aluminium yang digunakan sejak pertama kali buka masih menjadi bagian dari pengalaman makan di Soto Kesambi.

Daya Tarik yang Membuat Pelanggan Selalu Kembali

Salah satu alasan pelanggan setia kembali adalah kenangan yang mereka miliki di tempat ini. Banyak dari mereka yang datang bersama anak dan cucu mereka untuk bernostalgia. Salah satunya adalah Sri Indarini, pelanggan setia yang mengaku memiliki kenangan romantis di rumah makan ini saat masih remaja.

“Waktu itu saya sering makan di sini sepulang sekolah bersama almarhum suami saya. Jadi, tempat ini punya arti khusus bagi saya,” kata Sri, yang kini tinggal di Jakarta.

Handayani sendiri mengaku bahwa tidak ada yang spesial dari sotonya, namun pelanggan sering memuji rasa yang dianggap “pas” di lidah mereka.

Jam Operasional dan Tips Berkunjung

Rumah makan Soto Kesambi buka setiap hari mulai pukul enam pagi hingga pukul tiga sore, atau sampai sotonya habis. Di hari-hari tertentu, terutama saat ramai pengunjung, soto bisa ludes terjual sebelum jam makan siang.

Bagi Anda yang ingin mencicipi kehangatan soto legendaris ini, disarankan untuk datang lebih pagi. Sebelum memulai aktivitas, semangkuk soto Kesambi yang hangat akan menjadi awal hari yang sempurna.

Soto Kesambi, Kuliner Salatiga yang Tak Lekang oleh Waktu

Soto Kesambi bukan sekadar kuliner biasa, melainkan sebuah warisan budaya yang membawa cerita dan kenangan bagi banyak orang. Kesederhanaan menu, kehangatan suasana, dan cita rasa yang otentik menjadikannya ikon kuliner Salatiga yang wajib dicoba.

Jika Anda berkesempatan mengunjungi kota ini, jangan lupa untuk singgah di Rumah Makan Soto Kesambi. Nikmati semangkuk soto hangat yang penuh nostalgia dan cerita.