YOGYAKARTA: Kegiatan Merti Dusun Glodogan, Bukti Nyata Budaya Tetap Lestari, Tebar Gunungan

Kirab Budaya Merti Dusun Glodogan
Sumber :
  • bantulkab.go.id

Yogyakarta, WISATA – Warga Dusun Glodogan, Kelurahan Sidomulyo, Kecamatan Bambanglipuro, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta menggelar acara tahunan Kirab Budaya Merti Dusun pada hari Rabu (11/09/2024).

Kirab Budaya Merti Dusun adalah sebuah tradisi turun-temurun yang bertujuan untuk melestarikan warisan leluhur serta memperkuat rasa persatuan dan gotong royong di tengah masyarakat.

Mengambil start di Pendopo RT 4 Glodogan, Sidomulyo, Bambanglipuro, Bantul, acara yang digelar dengan penuh khidmat ini dimulai dengan kirab budaya yang diikuti oleh warga Dusun Glodogan.

Acara ini juga digelar sebagai simbol rasa syukur kepada Tuhan, atas panen yang melimpah serta menjadi momentum penting bagi warga Glodogan untuk mempererat tali silaturahmi, serta menjaga nilai-nilai kebersamaan.

Saat melepas arak-arakan kirabm Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih menyatakan, mewakili Pemerintah Kabupaten Bantul, ia turut berbangga karena Dusun Glodogan dapat melestarikan kebudayaan merti dusun ini.

Menurutnya, melestarikan budaya merti dusun ini, berarti melestarikan budaya persatuan dan gotong royong di antara warga.

Selain itu, pemerintah memiliki banyak program-program pembangunan, di antaranya program dana Rp50 juta untuk seluruh padukuhan di Kabupaten Bantul.

Dana tersebut dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan taraf kesehatan masyarakat, masalah lingkungan, pengembangan pendidikan anak usia dini (PAUD) hingga pembangunan fisik.

“Oleh karenanya, pemerintah juga membutuhkan peran serta masyarakat dalam menyukseskan program pembangunan tersebut,” ujar Bupati.

Salah satu bagian paling menarik dari acara ini adalah arak-arakan gunungan, sebuah simbol hasil bumi yang berbentuk kerucut, dihiasi dengan berbagai macam sayur, buah, dan hasil panen lainnya.

Gunungan ini kemudian diarak keliling dusun dan menjadi lambang kesejahteraan dan keberkahan, yang diharapkan terus menaungi masyarakat Glodogan.

Setelah prosesi kirab, gunungan ini diperebutkan oleh warga sebagai bentuk tradisi “ngalap berkah”.

(Sumber: bantulkab.go.id)