Albert Einstein: Kenikmatan Hidup, Hukuman Terselubung, dan Keseimbangan yang Hilang

- Image Creator/Handoko
Jakarta, WISATA - Dalam kehidupan sehari-hari, kita semua memiliki hal-hal yang memberi kenikmatan—makanan lezat, hiburan, kemewahan, atau bahkan kebiasaan santai yang menenangkan. Namun, Albert Einstein menyampaikan pengamatan tajam nan jenaka: “The devil has put a penalty on all things we enjoy in life. Either we suffer in health or we suffer in soul or we get fat.” Kutipan ini, meskipun tampak ringan, menyiratkan refleksi mendalam tentang cara manusia menjalani hidup dan membayar harga atas kenikmatan tersebut.
Einstein tidak hanya berbicara soal makanan atau gaya hidup santai, melainkan juga tentang dampak dari kenikmatan berlebihan yang bisa menggerogoti tubuh, pikiran, bahkan nilai moral seseorang.
Menikmati Hidup: Hakikat atau Perangkap?
Dalam budaya modern, konsep menikmati hidup sering kali diartikan sebagai bebas melakukan apa yang kita inginkan. Kita makan makanan cepat saji tanpa batas, begadang untuk hiburan, berlibur tanpa perencanaan keuangan, atau menuruti keinginan sesaat demi kesenangan jangka pendek.
Namun, di balik semua itu, sering kali ada “hukuman” tersembunyi. Berat badan naik drastis, tubuh menjadi lemah, kesehatan mental terganggu, atau rasa bersalah menghantui karena gaya hidup yang tidak seimbang. Inilah yang dimaksud Einstein: bahwa kesenangan, jika tidak dikendalikan, bisa membawa penderitaan.
Antara Kesehatan, Jiwa, dan Berat Badan
Einstein secara lugas membagi akibat dari kenikmatan menjadi tiga: