Apakah Ada Kesamaan antara Situasi Socrates dengan Para Pemikir Kritis di Era Modern?

Socrates
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Jakarta, WISATA - Athens, Yunani Kuno - Jakarta, Indonesia Modern – Terletak ribuan tahun dan ribuan kilometer jauhnya, namun benang merah pemikiran kritis dan perlawanan terhadap status quo menghubungkan Socrates, filsuf Yunani Kuno, dengan para pemikir kritis di era modern. Apakah ada kesamaan antara situasi yang mereka hadapi? Mari kita telusuri.

Socrates: Sang Pertanya

Socrates, dengan metode pengajarannya yang unik, metode Sokrates, mengajak orang-orang untuk mempertanyakan segala hal. Ia tidak memberikan jawaban, namun justru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengundang pemikiran lebih dalam. Sikap kritisnya ini membuatnya dianggap sebagai ancaman oleh penguasa dan kelompok konservatif pada masanya.

Pemikir Kritis di Era Modern

Di era modern, para pemikir kritis juga seringkali menghadapi tantangan serupa. Jurnalis investigatif yang mengungkap korupsi, ilmuwan yang mempertanyakan kebenaran dogma ilmiah, atau aktivis sosial yang memperjuangkan hak-hak minoritas, semuanya berpotensi menjadi target serangan. Mereka dituduh menyebarkan berita bohong, mengganggu ketertiban umum, atau bahkan mengancam keamanan negara.

Persamaan yang Mencolok

  • Ancaman Terhadap Status Quo: Baik Socrates maupun pemikir kritis modern seringkali dianggap sebagai ancaman terhadap status quo. Pemikiran mereka yang inovatif dan kritis dapat menggoyahkan fondasi kekuasaan yang sudah mapan.
  • Tudingan Negatif: Mereka seringkali dituduh menyebarkan kebencian, merusak moral, atau mengganggu ketertiban umum. Padahal, tujuan utama mereka adalah mencari kebenaran dan memperbaiki dunia.
  • Perlawanan Terhadap Otoritas: Baik Socrates maupun pemikir kritis modern seringkali berkonflik dengan otoritas yang ada. Mereka berani menantang dogma dan memperjuangkan nilai-nilai universal seperti kebenaran, keadilan, dan kebebasan.