Pericles: Pemimpin Demokrasi Athena yang Membentuk Sejarah dan Warisannya di Tengah Konflik Politik
- Image Creator/Handoko
Salah satu pencapaian terbesar Pericles adalah program pembangunan besar-besaran di Athena, yang meliputi pembangunan Parthenon, kuil megah yang didedikasikan untuk dewi Athena. Proyek ini tidak hanya menunjukkan kekuatan ekonomi Athena tetapi juga menjadi simbol identitas budaya dan keagamaan kota.
Di bawah Pericles, Athena juga menjadi pusat kebudayaan yang menarik para seniman, filsuf, dan ilmuwan. Tokoh-tokoh seperti Sophocles, Euripides, dan Phidias hidup pada masa ini, menghasilkan karya-karya besar yang terus dihormati hingga saat ini.
Politik Demokrasi dan Konflik Internal
Pericles adalah pendukung utama demokrasi di Athena. Ia percaya bahwa setiap warga negara, tanpa memandang status ekonomi, memiliki hak untuk berpartisipasi dalam pemerintahan. Di bawah kepemimpinannya, Athena memperkenalkan berbagai reformasi yang memberikan lebih banyak kekuasaan kepada warga negara biasa, termasuk sistem pembayaran bagi mereka yang melayani sebagai pejabat publik atau juri.
Namun, kebijakan demokratis ini tidak diterima dengan baik oleh semua pihak. Athena terpecah menjadi dua faksi politik utama: Demokrat, yang dipimpin oleh Pericles, dan Oligark, yang terdiri dari kaum bangsawan dan warga kaya yang ingin mempertahankan kekuasaan di tangan mereka. Konflik antara kedua kelompok ini sering kali menjadi sumber ketegangan politik di Athena.
Pericles juga memperluas pengaruh Athena dengan membentuk Liga Delian, sebuah aliansi militer dari kota-kota Yunani yang awalnya bertujuan melawan Persia tetapi kemudian berubah menjadi semacam "kerajaan Athena." Kebijakan ini, meskipun memperkuat kekuasaan Athena, juga menimbulkan kebencian dari kota-kota Yunani lainnya, termasuk Sparta.
Perang Peloponnesos dan Tantangan Kepemimpinan