Inilah Bukti Salah Urus UMKM dan Hanya Dijadikan Alat Serapan Anggaran, Habis Itu Ditinggal

Yoyok Pitoyo Selalu Melekat Bersama UMKM
Sumber :
  • Handoko/Istimewa

“UMKM diundang, mungkin dapat sedikit keuntungan dari acara, tapi setelah itu tidak ada lagi perhatian. Padahal, pembinaan berkelanjutan yang mereka butuhkan untuk bisa naik kelas dan mandiri,” ujar Yoyok.

Ia menilai, jika pemerintah ingin sungguh-sungguh membantu UMKM, maka harus ada kebijakan yang lebih mendalam. Pelibatan UMKM tidak boleh hanya sebatas seremonial, melainkan harus disertai dengan program yang dirancang untuk jangka panjang.

Perlunya Pembinaan dan Pendampingan yang Konsisten

Yoyok menegaskan, jika pemerintah benar-benar ingin memberdayakan UMKM, mereka harus belajar dari perusahaan-perusahaan besar yang telah sukses melakukan pembinaan dan pendampingan secara konsisten, seperti yang dilakukan oleh BRI, Pertamina, dan BNI. Ketiga perusahaan tersebut telah terbukti mendukung UMKM hingga mereka mampu mandiri, naik kelas, dan bahkan go global.

“Pembinaan dan pendampingan yang dilakukan oleh BRI, Pertamina, dan BNI harusnya dijadikan contoh oleh kementerian dan lembaga pemerintah. Mereka tidak hanya memanfaatkan UMKM untuk kepentingan sesaat, tapi membimbing mereka hingga benar-benar mandiri,” jelas Yoyok.

BRI, misalnya, memiliki program pembinaan yang berfokus pada peningkatan kapasitas UMKM agar mampu bersaing di pasar global. Begitu juga dengan Pertamina yang mendukung pelaku usaha kecil melalui program CSR (Corporate Social Responsibility) yang mendorong UMKM untuk naik kelas. Sementara itu, BNI telah memberikan dukungan finansial dan pelatihan untuk membantu UMKM menghadapi tantangan globalisasi. Pemerintah, menurut Yoyok, perlu mengikuti langkah serupa dengan membuat program pembinaan yang berkelanjutan dan fokus pada pemberdayaan jangka panjang.

Salah Urus dalam Pengembangan UMKM