Pemikiran Socrates tentang Moralitas: Apakah Etika Lahir dari Jiwa atau Lingkungan?

Socrates di tengah Warga Athena (ilustrasi)
Sumber :
  • Handoko/Istimewa

Salah satu prinsip fundamental dalam ajaran Socrates adalah bahwa moralitas berasal dari dalam jiwa. Dalam dialog-dialognya yang ditulis oleh muridnya, Plato, Socrates berargumen bahwa manusia harus mengenali dirinya sendiri sebelum dapat memahami apa yang benar atau salah. Baginya, proses pengenalan diri ini bukan hanya sekadar latihan intelektual, tetapi merupakan jalan menuju pemahaman etika yang mendalam.

Dalam dialog "Apologia", misalnya, Socrates menggambarkan tugas hidupnya sebagai "merawat jiwa" dengan mengejar kebijaksanaan dan kebajikan. Ia percaya bahwa tanpa pemahaman yang mendalam tentang jiwa kita sendiri, kita tidak dapat mencapai kebajikan yang sejati.

Socrates juga terkenal dengan konsep bahwa “kejahatan berasal dari ketidaktahuan.” Dalam pandangannya, tidak ada orang yang secara sengaja melakukan hal yang salah. Jika seseorang melakukan sesuatu yang dianggap jahat, itu karena mereka tidak benar-benar memahami apa yang baik. Oleh karena itu, pendidikan dan pencarian kebijaksanaan menjadi sangat penting bagi Socrates dalam mencapai moralitas.

Lingkungan dan Pengaruh Sosial

Meskipun Socrates lebih fokus pada jiwa sebagai sumber moralitas, dia tidak menafikan peran lingkungan dan masyarakat dalam membentuk perilaku etis seseorang. Sebagai seorang filsuf yang hidup di Athena kuno, dia sering berinteraksi dengan berbagai kelompok sosial dan politik, dan banyak dialognya yang terfokus pada kritik terhadap nilai-nilai yang berlaku di masyarakat Athena pada masa itu.

Socrates percaya bahwa masyarakat sering kali gagal mengajarkan kebajikan yang sejati. Dalam pandangannya, norma-norma sosial sering kali didasarkan pada pendapat mayoritas, yang mungkin tidak selalu mencerminkan kebenaran atau kebajikan. Misalnya, dalam dialog "Gorgias", Socrates mempertanyakan apakah kekuasaan dan kepemimpinan politik yang dihargai oleh masyarakat Athena pada saat itu benar-benar mencerminkan kebajikan sejati.

Namun, meskipun lingkungan dapat mempengaruhi cara seseorang bertindak atau berpikir, Socrates meyakini bahwa etika sejati harus melampaui pengaruh eksternal ini. Moralitas yang sesungguhnya hanya dapat ditemukan melalui pencarian internal dan pemahaman tentang apa yang benar-benar baik bagi jiwa.