Mengungkap Peran Media dalam Konflik Global: Studi Kasus Perang Vietnam dan Dunia Ketiga

Manufacturing Consent: The Political Economy of the Mass Media
Sumber :
  • Cuplikan Layar

Salah satu konsep utama yang dibahas oleh Chomsky dan Herman dalam buku mereka adalah bahwa media massa sering kali berfungsi sebagai alat untuk menyaring dan memilih informasi yang akan disebarkan kepada publik. Dalam konteks Perang Vietnam, ini berarti bahwa media hanya menyampaikan narasi yang sesuai dengan kepentingan politik dan ekonomi Amerika Serikat, sementara kenyataan yang lebih kompleks dan beragam sering kali diabaikan.

Sebagai contoh, media di AS sangat jarang melaporkan cerita-cerita tentang perlawanan rakyat Vietnam terhadap agresi Amerika. Cerita-cerita yang menggambarkan penderitaan warga sipil, seperti pembunuhan massal di My Lai oleh tentara AS pada tahun 1968, baru menjadi perhatian besar setelah kasus tersebut terungkap secara internasional, berkat laporan dari jurnalis independen dan sumber-sumber luar yang tidak terikat oleh kepentingan negara.

Dalam hal ini, media tidak hanya mengaburkan kenyataan, tetapi juga mengubah persepsi publik tentang siapa yang benar dan siapa yang salah dalam perang tersebut. Media sering kali menggambarkan Vietnam Utara dan pasukan Viet Cong sebagai kelompok yang tidak beradab, sementara AS dianggap sebagai pelindung dunia bebas yang terpaksa bertindak demi kebaikan global.

Media dan Dunia Ketiga: Menjadi Alat untuk Kepentingan Barat

Selain Perang Vietnam, media juga memiliki peran penting dalam menggambarkan konflik-konflik lain di dunia ketiga, yang sering kali berhubungan dengan agenda politik negara-negara besar, seperti AS dan negara-negara Eropa. Negara-negara dunia ketiga, yang sering kali tengah berjuang untuk meraih kemerdekaan atau berusaha menghadapi intervensi asing, sering digambarkan oleh media barat sebagai tempat yang kacau dan penuh kekerasan. Melalui penyaringan informasi yang cenderung memihak, media massa membantu memperkuat narasi bahwa negara-negara ini perlu dibimbing oleh kekuatan eksternal demi mencapai stabilitas.

Sebagai contoh, dalam konteks konflik di Amerika Latin atau Afrika, media sering kali melaporkan bahwa negara-negara ini tidak mampu mengelola diri mereka sendiri tanpa bantuan dari negara-negara besar. Dalam beberapa kasus, media bahkan menggambarkan intervensi militer atau dukungan politik terhadap rezim otoriter sebagai langkah untuk "menjaga stabilitas". Padahal, kenyataannya sering kali lebih kompleks, dengan banyak kasus intervensi yang hanya menguntungkan kepentingan ekonomi atau politik negara-negara barat.

Dampak Media Terhadap Persepsi Publik dan Kebijakan Luar Negeri