Mengungkap Peran Media dalam Konflik Global: Studi Kasus Perang Vietnam dan Dunia Ketiga
- Cuplikan Layar
Dampak dari pembingkaian media dalam konflik global tidak hanya terbatas pada perubahan persepsi publik, tetapi juga memengaruhi kebijakan luar negeri negara-negara besar. Dalam kasus Perang Vietnam, media massa berfungsi sebagai alat legitimasi untuk kebijakan luar negeri Amerika Serikat. Dengan menggambarkan perang sebagai "perjuangan untuk kebebasan", media membantu menciptakan konsensus publik yang mendukung kebijakan militer AS.
Namun, peran media juga dapat berubah seiring waktu. Pada akhir 1960-an dan awal 1970-an, dengan semakin banyaknya pemberitaan yang menggambarkan kekejaman perang dan dampaknya terhadap warga sipil, media di AS mulai melawan kebijakan pemerintah dan mulai menyuarakan kritik. Salah satu momen penting dalam hal ini adalah ketika The Pentagon Papers terungkap, yang mengungkapkan bahwa pemerintah AS telah secara sistematis menyesatkan publik mengenai tujuan dan kemajuan perang. Pemberitaan ini mengguncang opini publik di AS dan berkontribusi pada penarikan pasukan Amerika dari Vietnam.
Mengkritisi Peran Media dalam Konflik Global
Studi kasus Perang Vietnam dan konflik dunia ketiga lainnya menunjukkan bagaimana media, meskipun sering dianggap sebagai alat untuk menyampaikan kebenaran, justru sering kali berperan sebagai alat propaganda yang membingkai narasi untuk mendukung kepentingan politik dan ekonomi negara-negara besar. Dari segi ini, media tidak hanya melaporkan peristiwa, tetapi juga membentuk cara pandang publik terhadap konflik-konflik tersebut.
Penting bagi kita sebagai konsumen media untuk selalu mengkritisi dan mempertanyakan narasi yang disajikan kepada kita. Dengan memahami bagaimana media dapat membingkai cerita dan mengabaikan kenyataan yang lebih kompleks, kita dapat lebih bijak dalam menerima informasi dan berperan dalam mendorong media untuk lebih bertanggung jawab dalam peliputannya.