Ketua KOPITU Kritik Penyelenggaraan Trade Expo Indonesia (TEI), Minim Output dan Tidak Tepat Sasaran

Ilustrasi Pentahelix
Sumber :
  • Handoko

Di pasar internasional, UMKM Indonesia merasa sulit bersaing dengan produk-produk global yang memiliki kualitas lebih baik. Untuk mencapai standar internasional, UMKM membutuhkan investasi dalam meningkatkan kualitas produk dan layanan mereka. Namun, ini tidak mudah dilakukan tanpa dukungan yang memadai.

Kritik Pedas terhadap Trade Expo Indonesia (TEI)

Menyikapi situasi ini, Yoyok Pitoyo, Ketua Umum Komite Pengusaha Menengah Kecil Indonesia Bersatu (KOPITU), telah mengeluarkan kritik pedas terhadap model promosi yang diselenggarakan oleh pemerintah, terutama Trade Expo Indonesia (TEI). Menurutnya, model-model promosi yang saat ini diadakan oleh pemerintah tidak lagi relevan dan hanya terfokus pada proyek-proyek seperti TEI.

Yoyok mengidentifikasi beberapa titik kelemahan dalam TEI yang perlu segera diperbaiki. Pertama, kualitas produk dan jasa yang ditampilkan di TEI masih belum mencapai standar internasional, yang dapat menghalangi minat pembeli internasional untuk bertransaksi dengan UMKM Indonesia. Kedua, fasilitas dan layanan di TEI perlu ditingkatkan. Fasilitas yang kurang memadai dan layanan yang kurang profesional dapat memberikan kesan yang buruk kepada pembeli internasional.

Ketiga, promosi TEI perlu ditingkatkan agar lebih dikenal oleh pembeli internasional dan mampu menarik lebih banyak partisipasi. Saat ini, promosi TEI tidak mencapai potensinya karena kurangnya dukungan dan pendanaan yang memadai.

Urgensi Perubahan

Hasil dari expo yang diadakan saat ini seringkali tidak memberikan hasil yang konkret dan dampak yang jelas. Banyak pencapaian yang diumumkan ternyata tidak mencerminkan situasi sebenarnya. Ini menunjukkan perlunya perubahan mendalam dalam pendekatan pemerintah terhadap dukungan terhadap UMKM.