Penelitian DNA Temukan Garis Keturunan 'Hantu' yang Ditemukan Terkait dengan Populasi Misterius Kuno di Tibet

Kerangka yang Disebut Xingyi_EN
Kerangka yang Disebut Xingyi_EN
Sumber :
  • livescience.com/Yunnan Institute of Cultural Relics and Archaeology

Di situs arkeologi Xingyi di Yunnan bagian tengah, ditemukan puluhan makam yang berasal dari periode Neolitikum (7000 hingga 2000 SM) hingga Zaman Perunggu (2000 hingga 770 SM). Di bawah semua makam lainnya, para arkeolog menemukan kerangka perempuan tanpa barang-barang kuburan. Penanggalan karbon mengungkapkan bahwa ia hidup sekitar 7.100 tahun yang lalu dan analisis isotop dari makanannya menunjukkan bahwa ia mungkin adalah seorang pemburu-pengumpul.

Namun analisis genomik wanita tersebut, yang diberi nama Xingyi_EN, merupakan suatu kejutan: leluhurnya tidak terlalu mirip dengan orang Asia Timur dan Selatan, tetapi lebih dekat dengan populasi Asia yang sangat berbeda yang gennya berkontribusi pada populasi hantu yang hanya terlihat pada orang Tibet modern.

Orang Tibet Modern

Orang Tibet Modern

Photo :
  • Instagram/norwang_attire

'Populasi hantu' merujuk pada sekelompok orang yang sebelumnya tidak dikenal dari sisa-sisa kerangka, tetapi keberadaannya telah disimpulkan melalui analisis statistik DNA kuno dan modern.

Silsilah misterius yang terlihat di Xingyi_EN tidak cocok dengan Neanderthal atau Denisova, keduanya populasi kuno terkenal yang menyumbangkan sejumlah DNA 'hantu' kepada manusia. Sebaliknya, Xingyi_EN adalah bukti garis keturunan yang sebelumnya tidak diketahui yang menyimpang dari manusia lain setidaknya 40.000 tahun yang lalu, menurut para peneliti dan telah diberi nama garis keturunan Xingyi Asia Basal.

Selama ribuan tahun, garis keturunan itu terpisah dari kelompok manusia lain, yang berarti tidak ada percampuran atau perkawinan silang yang akan mencampur DNA mereka. Isolasi memungkinkan nenek moyang ini bertahan tanpa percampuran yang jelas dengan populasi lain.

Namun, pada suatu saat, kerabat Xingyi_EN kawin silang dengan kelompok lain keturunan Asia Timur, sehingga DNA-nya tercampur. Populasi campuran ini telah bertahan cukup lama dan menyumbangkan gen bagi sebagian orang Tibet saat ini.