Subsidi Tak Tepat Sasaran? Mengapa Biaya Produksi Beras di Indonesia Masih Tinggi

Mekanisasi Pertanian Tanaman Padi
Sumber :
  • Viva.co.id

Jakarta, WISATA - Indonesia, sebagai negara agraris dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, memiliki sektor pertanian yang sangat penting, salah satunya adalah produksi beras. Beras menjadi komoditas utama yang tidak hanya memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri, tetapi juga memiliki potensi untuk diekspor. Namun, meskipun sektor pertanian, terutama beras, mendapat banyak perhatian dan dukungan dari pemerintah dalam bentuk subsidi, biaya produksi beras di Indonesia tetap tinggi dan tidak bersaing dengan negara-negara tetangga seperti Thailand dan Vietnam. Lantas, apa penyebabnya? Apakah subsidi yang diberikan pemerintah selama ini benar-benar sampai kepada petani dan berfungsi sebagaimana mestinya?

Artikel ini akan mengulas berbagai faktor yang menyebabkan tingginya biaya produksi beras di Indonesia, termasuk efektivitas subsidi yang tidak tepat sasaran, serta dampak dari kebijakan yang belum optimal. Mari kita selami lebih dalam.

Tingginya Biaya Produksi Beras di Indonesia

Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), harga pokok produksi (HPP) beras di Indonesia cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara produsen utama seperti Thailand dan Vietnam. Biaya produksi beras di Indonesia rata-rata mencapai Rp 5.000 hingga Rp 6.000 per kilogram untuk beras kualitas medium. Di sisi lain, negara-negara seperti Vietnam dan Thailand dapat memproduksi beras dengan biaya yang lebih rendah, sekitar Rp 3.500 hingga Rp 4.500 per kilogram.

Tingginya biaya produksi ini berdampak pada daya saing Indonesia di pasar internasional. Bahkan, dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia mengalami kesulitan untuk menjaga swasembada pangan beras meski memiliki lahan yang luas dan iklim yang mendukung.

Apa Penyebab Tingginya Biaya Produksi Beras?

1. Subsidi yang Tak Tepat Sasaran