PERLINDUNGAN SOSIAL: Sejarah dan Perkembangan Universal Basic Income (UBI)
- unsplash
Malang, WISATA - Universal Basic Income (UBI) adalah program pemerintah yang memberikan pembayaran rutin kepada semua warga negara, tanpa memandang pendapatan atau status pekerjaan mereka. Ide UBI telah ada selama berabad-abad, tetapi baru-baru ini menjadi populer kembali karena meningkatnya ketidaksetaraan dan dampak ekonomi dari pandemi COVID-19. Seiring dengan pertumbuhan dan perubahan zaman, wacana tentang UBI telah mengalami perjalanan yang menarik.
Baca juga : PERLINDUNGAN SOSIAL: UBI Sistem Perlindungan untuk Kaum Miskin, Mungkinkah di Indonesia?
Baca lainnya :PERLINDUNGAN SOSIAL: Ketahui Program Universal basic income (UBI) yang Beri Gaji pada Semua Warga
1. Renaissance dan Enlightenment (1400-1800): Pada masa Renaissance dan Enlightenment, beberapa pemikir dan filosof seperti Thomas More dan Thomas Paine telah mengemukakan gagasan tentang penyediaan pendapatan dasar untuk masyarakat. Dalam bukunya yang berjudul "Utopia" (1516), Thomas More menggambarkan masyarakat ideal di mana semua orang menerima pendapatan dasar tanpa syarat. Konsep ini menjadi landasan bagi pemikiran lebih lanjut tentang keadilan sosial dan perlindungan bagi semua anggota masyarakat.
2. Gerakan Koperasi (1800-an): Pada periode ini, gerakan koperasi di Inggris dan Eropa mulai mengadvokasi untuk pembagian keuntungan usaha secara adil kepada anggota koperasi sebagai bentuk pendapatan dasar. Mereka percaya bahwa kekayaan yang dihasilkan oleh perusahaan harus dinikmati bersama oleh semua anggota masyarakat. Gerakan ini menyoroti pentingnya adilnya distribusi kekayaan dalam masyarakat.
3. Ide Pendapatan Kanselir (1940-an): Pada tahun 1943, ekonom Inggris bernama Sir William Beveridge mengusulkan ide "Pendapatan Kanselir" dalam laporannya yang berjudul "Social Insurance and Allied Services". Ide ini merupakan bentuk tunjangan sosial untuk memberikan keamanan ekonomi bagi semua warga negara. Meskipun ide ini tidak mengusulkan UBI secara khusus, namun hal ini menjadi titik awal perdebatan tentang pentingnya perlindungan sosial bagi semua warga.
4. Eksperimen dan Pilots UBI (1970-an dan seterusnya): Pada tahun 1970-an, beberapa negara seperti Kanada (Mincome) dan Amerika Serikat (New Jersey Income Maintenance Experiment) telah melakukan eksperimen UBI dalam skala kecil untuk menguji dampaknya terhadap masyarakat. Meskipun program-program ini tidak diimplementasikan secara nasional, hasilnya memberikan wawasan tentang potensi manfaat dan tantangan UBI. Eksperimen ini memberikan bukti konkret tentang efeknya terhadap kemiskinan dan kehidupan masyarakat.
Bisa dibaca juga: PERLINDUNGAN SOSIAL: Universal Basic Income (UBI), Apa dan Bagaimana Cara Kerjanya ?
5. Kontemporer (2000-an dan seterusnya): Pada awal abad ke-21, wacana UBI semakin berkembang dan mendapatkan perhatian lebih luas. Beberapa negara, seperti Finlandia dan Namibia, meluncurkan eksperimen UBI dalam skala kecil. Selain itu, beberapa tokoh terkenal, termasuk beberapa tokoh teknologi seperti Elon Musk dan Mark Zuckerberg, juga telah mendukung ide UBI sebagai respons terhadap perkembangan teknologi dan potensi penggantian pekerjaan oleh otomatisasi. Peningkatan ketidaksetaraan dan kesadaran tentang kesenjangan sosial juga mendorong masyarakat untuk membahas dan mempertimbangkan UBI sebagai solusi perlindungan sosial.
Meskipun wacana UBI telah ada selama berabad-abad, penerapannya di tingkat nasional masih menjadi topik yang kontroversial dan kompleks. Banyak faktor yang perlu dipertimbangkan, termasuk sumber pendanaan, dampaknya terhadap perekonomian dan pasar tenaga kerja, serta bagaimana menghindari potensi penyalahgunaan atau ketidakseimbangan. Pada akhirnya, keputusan untuk mengadopsi UBI sebagai kebijakan nasional adalah pilihan politik yang memerlukan analisis mendalam dan dukungan masyarakat yang luas.