INFO KASET: God Bless, 48th Anniversary of Self-Titled Debut Album

God Bless Merilis Album Pertama pada 3 April 1976
Sumber :
  • FB: All Access Global ROCK Stream

Jakarta, WISATA – Grup musik God Bless merilis album pertama mereka berjudul God Bless (dikenal juga sebagai "Huma Di Atas Bukit") pada 3 April 1976 melalui label Pramaqua.

Hits dalam album ini adalah lagu "Huma Di Atas Bukit" dan "Setan Tertawa".

Album God Bless ini patut dicatat sebagai album rock Indonesia yang tampil utuh, karena sebelumnya, tercatat banyak grup rock Indonesia yang telah masuk dunia rekaman, tetapi harus kompromi dengan selera pasar dengan memainkan musik pop, misalnya Freedom of Rhapsodia, The Rollies, AKA, Rasela dan masih banyak lagi.

Penampilan perdana God Bless di Taman Ismail Marzuki pada Mei 1973, dinilai berhasil merepresentasikan musik rock beserta budayanya yang anti-kemapanan dan kebebasan secara paripurna.

Gaya busana mereka yang nyentrik dan aksi panggung yang liar, membuat orang-orang terpesona dengan kehadiran God Bless.

Di waktu yang sama, publikasi terhadap sosok band ini melonjak drastis.

Nama God Bless semakin melambung, ketika mereka mengikuti konser Summer '28 yang diselenggarakan di Ragunan pada Agustus 1973.

Bahkan mereka muncul sebagai cameo di beberapa film layar lebar, seperti Tokoh karya Wim Umboh, Laki laki Pilihan karya Nico Pelamonia, dan A.M.B.I.S.I yang dibesut oleh Nya' Abbas Akub.

Namun di tengah popolaritas mereka yang sedang tinggi, 2 personel mereka, Soman Loebis dan Fuad Hasan meninggal dunia dalam sebuah kecelakaan sepeda motor di kawasan Pancoran pada tahun 1974.

Belum lagi, mereka harus kehilangan sosok gitaris Ludwig Lemans, yang memilih untuk meninggalkan God Bless, sehingga band ini hanya menyisakan Achmad Albar dan Donny Fattah saja.

Tanpa ingin lama berkabung, mereka mengajak Nasution Bersaudara yang terdiri dari Keenan Nasution (drum), Oding Nasution (gitar), dan Debby Nasution (kibor).

Namun formasi ini tidak bertahan lama, karena ketidakcocokan selera musik Achmad Albar dengan Nasution Bersaudara.

Akhirnya mereka kembali mengajak Jockie Suryoprayogo sebagai pemain kibor yang baru.

Kemudian Jockie mengajak Ian Antono (gitar), dan Teddy Sujaya (drum) untuk bergabung ke dalam God Bless.

Pada tahun 1975, Johanes Surjoko dari Aquarius, yang juga merupakan teman sekolah Ian dan Donny, menawarkan kesempatan rekaman album kepada God Bless.

Surjoko memang sudah lama mengamati God Bless dan terkesan dengan penampilan mereka.

Meskipun Surjoko berujar hanya dapat membiayai transportasi saja tanpa adanya honor untuk masing-masing personelnya, mereka setuju dengan tawaran Surjoko.

Sebelum sesi rekaman dimulai, mereka melakukan sesi latihan terlebih dahulu dan berkumpul menulis materinya di rumah orang tua Freddy Tamaela, di kawasan Puncak.

Proses rekaman seluruhnya dilakukan di Studio Tri Angkasa, Jakarta dengan Stanley sebagai operator, dan Alex Kumara sebagai insinyur perekaman.

Di tengah sesi rekaman, ternyata God Bless mengalami kesulitan ketika merekam materinya, karena mixer perekaman yang digunakan adalah mixer untuk radio.

Begitupula mikrofon yang tersedia tergolong di bawah standar untuk perekaman, sehingga kualitas rekaman yang dihasilkan tidak bagus dan terkesan berantakan.

Seluruh materi untuk album ini direkam secara live dengan sedikit adaya proses dubbing.

Ian Antono mengatakan, apabila ketika rekaman terjadi kesalahan, maka kesalahan tersebut tidak dapat diperbaiki.

Kala itu, para personel God Bless sama sekali belum terbiasa menciptakan lagu.

Hal tersebut karena mereka lebih sering membawakan karya-karya orang lain yang kemudian diaransemen sendiri oleh para personelnya, sehingga lagu-lagu dalam album ini, baik melodi maupun aransemennya terdengar banyak kemiripan dengan lagu-lagu milik Genesis, Jethro Tull, Kin Ping Meh, Gentle Giant, The Doobie Brothers, atau King Crimson.

IAN ANTONO, Met Ultah Ian Antono, 29 Oktober, God Bless...

Begitupula dengan gaya permainan kibor Jockie Suryoprayogo yang banyak dipengaruhi oleh Jon Lord dari Deep Purple, Rick Wakeman dari Yes, maupun Tony Banks dari Genesis.

Huma Di Atas Bukit

Dimulai dengan kombinasi permainan piano Jockie SuryopPrayogo dan petikan gitar apik oleh Ian Antono, menyambut masuknya suara Achmad Albar yang dalam dan prima. Lagu yang indah ini, pada dasarnya adalah sebuah kidung dengan struktur sederhana dengan permainan gitar yang baik oleh Ian Antono pada pertengahan lagu. Sayangnya, pengaruh permainan Steve Hacket dari grup Genesis sangat kuat pada aransemen lagu ini, sehingga ada kesamaan melodi dengan lagu Firth of Fifth dari album Selling England by the Pound milik grup Genesis.

Rock di Udara

Lagu ini menggambarkan situasi pada tahun 1970-an ditandai dengan adanya dua aliran musik yang saling bersaing. Di satu pihak ada pemuja musik rock 'n' roll (diwakili oleh Benny Soebardja dari grup Giant Step dan grup musik rock lainnya. Di lain pihak ada pemuja musik "lokal" yaitu musik dangdut yang dimotori oleh Rhoma Irama). Persaingan ini cukup menegangkan dan mencapai puncaknya, terutama dengan adanya pengaruh dari majalah musik waktu itu Aktuil.

Dalam lagu ini, God Bless menyerukan agar persaingan itu dihentikan. Aransamen dalam lagu ini sangat orisinal dengan kombinasi yang bagus antara permainan bass Donny Fattah, petikan gitar Ian Antono dan permainan kibor dari Jockie menghasilkan komposisi musik rock progresif karena penuh dengan perubahan gaya sepanjang lagu.

Sesat
Merupakan salah satu lagu dengan komposisi yang cukup orisinal. Lagu ini penuh dengan kombinasi apik permainan gitar, kibor untuk menemani kekuatan vokal paduan suara yang dipimpin oleh Achmad Albar, didukung komposisi bass yang dinamis dari Donny. Ada permainan gitar solo yang sangat baik dari Ian, disertai dengan permainan kibor yang kompleks.

Eleanor Rigby
Lagu ini merupakan lagu milik The Beatles yang diaransemen ulang dengan sangat baik oleh God Bless, menjadi satu komposisi yang berciri rock progresif, dengan banyak perubahan tempo dan melodi sepanjang lagu.

Gadis Binal
Inspirasi dari lagu ini mengisahkan kehidupan wanita pencari kesenangan duniawi. Lagu ini merupakan sebuah lagu rock dengan ritme yang baik yang terdiri dari gitar, kibor dan bass serta permainan drum yang baik dari Teddy Sujaya.

Petikan bass yang dimainkan oleh Donny Fattah juga sangat dinamis. Walaupun gaya permainan gitar Ian Antono sangat mirip dengan permainan Tommy Bolin pada lagu Gettin' Tighter dari grup Deep Purple, aransemen lagu ini cukup asli dan bebas dari pengaruh lagu lain.

Friday On My Mind
Lagu ini merupakan lagu milik The Easybeats yang diaransemen ulang oleh God Bless dengan dipadukan melodi gitar dari lagu Thick as a Brick milik Jethro Tull dan dari lagu Dancing with the Moonlit Knight milik Genesis.

Setan Tertawa
Berisi pesan tentang keresahan kalangan muda tentang keserakahan manusia, lalu mencari jalan keluar lewat narkoba atau perjudian. Lagu ini dimulai dengan permainan drum yang dinamis oleh Teddy Sujaya disusul dengan lengkingan gitar Ian Antono, yang saling mengisi dengan bass dan drum.
Ada kesamaan pola dengan bagian intro lagu Valedictory milik Gentle Giant. Dengan sering berubahnya gaya dan tempo musiknya, lagu ini termasuk pada kelompok rock progresif. Penuh energi dan daya dengan potongan-potongan transisi kompleks pada berbagai bagian lagu dengan perubahan yang tidak terduga. Dari segi permainan drum, di sini Teddy Sujaya memainkan komposisi drum terbaik dari seluruh lagu dalam album ini.

She Passed Away
Adalah lagu penutup dari album ini. Lagu ini dinyanyikan dengan suara prima oleh dari awal sampai akhir lagu – diiringi petikan gitar dan bass, masing-masing oleh Ian dan Donny.
Pada bagian tengah lagu, ada sisipan bagian dari lagu The Musical Box milik grup Genesis.

Album God Bless akhirnya dirilis oleh Pramaqua pada 3 April 1976. Namun tanggapan masyarakat pada saat itu dingin dan kerap melontarkan kritikan yang keras terhadap album ini. Masyarakat menilai bahwa lagu-lagu yang terdapat di dalam album ini memplagiat lagu-lagu hasil ciptaan orang lain, sehingga album ini gagal dalam pencapaiannya secara komersial. Jockie Suryoprayogo heran terhadap para pengamat musik pada saat itu. Jockie berujar, bahwa masyarakat kritis sekali terhadap perilisan album ini. Sementara para pengamat musik yang biasanya kritis, justru bungkam tidak menanggapi sama sekali.

Meskipun begitu, album pertama God Bless ini sangat mempengaruhi pasar permusikan di Indonesia.

Label-label seperti Remaco yang dikenal sama sekali tidak tertarik terhadap musik rock, akhirnya ikut merilis album-album bernuansa rock seperti Hard Beat oleh Koes Plus, Pop Rock oleh Bimbo, Musik Keras yang dirilis oleh Ge & Ge.

God Bless kemudian merilis ulang beberapa lagu dari album ini dengan aransemen baru, yaitu lagu "Huma Di Atas Bukit", "Sesat", "Setan Tertawa" dan "She Passed Away" yang dirilis pada album kompilasi The Story Of God Bless.

Pada tahun 2004, God Bless kembali merilis ulang album ini dalam bentuk kaset dan CD dengan proses "digitally remastered" langsung dari master rekamannya.

Album ini juga menjadi satu-satunya album God Bless yang belum dirilis ulang ke dalam platform digital.

Daftar Lagu:
1. Huma Di Atas Bukit
2. Rock di Udara
3. Sesat
4. Eleanor Rigby
5. Gadis Binal
6. Friday on My Mind
7. Setan Tertawa
8. She Passed Away

Personel:
• Achmad Albar – vokal
• Ian Antono – gitar dan vokal latar
• Donny Fattah – bass dan vokal latar
• Teddy Sujaya – drum
• Jockie Suryoprayogo – keyboard

(Sumber: All Access Global ROCK Stream)