Selangkah Lagi Taman Nasional Ujung Kulon menjadi UNESCO Global Geopark
- pixabay
WISATA – Pada 10 November 2023 Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI menetapkan Taman Nasional Ujung Kulon sebagai Geopark atau Taman Bumi Nasional. Selama ini Taman Nasional Ujung Kulon tersohor sebagai tempat hidup berbagai satwa endemik dan eksotik Indonesia, salah satunya Badak Jawa bercula satu (Rhinocerois Sondaicus). Satwa ini hanya ada di TNUK. Menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN) Badak Jawa berstatus Critically Endangered. Selangkah lagi menuju kepunahan. Saat ini tercatat hanya kurang lebih 80 individu Badak Jawa yang masih bertahan, dengan rata-rata kelahiran 3 individu per tahunnya.
Mengacu pada peta delineasi kawasan Geopark Nasional Ujung Kulon tidak hanya kawasan habitat Badak Jawa. Wilayah tersebut terdiri dari 14 situs warisan geologi (geosite), enam situs keanekaragaman hayati dan dua situs keragaman budaya (cultural sites). Geopark adalah suatu wilayah geografi yang memiliki warisan geologi dan keanekaragaman geologi yang bernilai tinggi. Termasuk di dalamnya keanekaragaman hayati dan keragaman budaya yang menyatu di dalamnya, yang dikembangkan dengan tiga pilar utama, yaitu konservasi, edukasi, dan pengembangan ekonomi lokal. Kawasan Geopark Ujung Kulon memiliki warisan geologi yang terkait dengan keragaman hayati (biodiversity) dan keanekaragaman budaya atau cultural diversity.
Dalam SK Menteri ESDM tersebut dijelaskan, berdasarkan penilaian tim verifikasi, Ujung Kulon telah memenuhi syarat administratif dan teknis untuk ditetapkan sebagai Geopark. Setelah dua tahun pemerintah akan mengevaluasi untuk kemudian diajukan menjadi geopark dunia melalui UNESCO Global Geoparks (UGG).
Geopark Ujung Kulon mengambil tema besar jejak Tsunami Krakatau, dengan luas kawasan mencapai 1.245,66 km persegi. Menempati delapan kecamatan di Kabupaten Pandeglang, yaitu Kecamatan Carita, Labuan, Pagelaran, Sukaresmi, Panimbang, Cigeulis, Cimanggu, dan Sumur. Selain itu juga termasuk kepulauan kecil di sekitarnya yang masuk pada kawasan Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) seperti Pulau Liwungan, Oar, Handeuleum, Peucang, dan Panaitan. Selain wilayah pantai di Semenanjung Kulon juga terdapat dataran tinggi seperti Gunung Honje. Gunung Honje merupakan salah satu wilayah Taman Nasional Ujung Kulon yang dikelilingi 19 desa penyangga, baik yang berbatasan langsung maupun tidak. Salah satu desa yang menjadi pintu gerbang kawasan TNUK adalah Desa Tamanjaya.
Lokasi destinasi wisata Ujung Kulon, berada di Kecamatan Sumur dan Kecamatan Cinanggu, Kabupaten Pandeglang, Banten, Pulau Jawa. Lama perjalanan dari Serang, Ibu Kota Banten, untuk menuju tempat ini Anda menghabiskan waktu sekitar 2 sampai 3 jam. Total perjalanan dari DKI Jakarta atau Tangerang sekitar 5-6 jam. Akses semakin mudah karena sudah ada rute tol baru Serang-Rangkasbitung-Panimbang sebagai pengembangan tol Jakarta-Merak.
Untuk mencapai kawasan Taman Nasional Ujung Kulon dari Serang berhenti di terminal Pakupatan untuk selanjutnya menuju Tamanjaya (Sumur) menggunakan kapal.
Sumber : Indonesia.go.id