Perang Obor Tegalsambi: Ritual Api yang Membara di Kota Jepara
- IG/happy.nanonano
Jepara, WISATA – Di bawah langit malam yang pekat, kobaran api menari-nari di udara, menyulut semangat dan keberanian para pemuda Desa Tegalsambi, Jepara. Perang Obor, sebuah tradisi sakral yang telah berlangsung turun-temurun, kembali digelar dengan kemeriahan luar biasa pada 9 Juni 2025.
Ribuan warga dan wisatawan berkumpul di sepanjang jalan desa, menyaksikan pertunjukan yang bukan sekadar atraksi budaya, tetapi juga ritual tolak bala yang sarat makna.
Sejak ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia pada tahun 2020, Perang Obor semakin dikenal luas dan menjadi daya tarik wisata yang unik. Tradisi ini berakar dari kepercayaan masyarakat bahwa api memiliki kekuatan pemurnian—mengusir energi negatif dan membawa keberkahan bagi desa.
Setiap tahun, pada Senin Pahing di bulan Dzulhijjah, para pemuda desa berhadapan dengan obor menyala, saling memukulkan bara api tanpa rasa takut. Percikan api beterbangan, menciptakan pemandangan dramatis yang memukau setiap mata yang menyaksikan.
Sebelum perang dimulai, masyarakat menggelar kirab pusaka, sebuah prosesi yang diawali dengan doa bersama dan ziarah ke makam leluhur. Kumandang azan dan iqamah mengiringi perjalanan pusaka desa menuju perempatan jalan utama, tempat Perang Obor berlangsung. Tabuhan terbang telon, sebuah alat musik tradisional menambah nuansa mistis yang menggetarkan hati.
Tahun ini, Perang Obor semakin semarak dengan 400 obor yang dimainkan oleh 40 peserta, menciptakan lautan api yang membara di tengah desa.
Bupati Jepara, Witiarso Utomo, turut hadir dan membuka acara dengan penyalaan obor pertama, menandai dimulainya pertarungan api yang penuh semangat. Para pemain, meski saling memukul dengan obor menyala, tetap menjaga sportivitas dan persaudaraan—tidak ada kemarahan, hanya keberanian dan kebersamaan yang terpancar dari wajah mereka.